Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Masjid Agung Assyuhada Pamekasan, Simbol Perjuangan Mujahid Perang

Kompas.com - 06/04/2022, 05:43 WIB
Taufiqurrahman,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Suatu hari di tahun 1530 Masehi, Pangeran Ronggosukowati diangkat sebagai raja di Keraton Pamellingan Pamekasan, Jawa Timur.

Ia menggantikan ayahnya, Pangeran Bonorogo yang wafat di tahun tersebut.

Ronggosukowati didaulat sebagai raja pertama yang menganut agama Islam.

Sebagai raja Islam pertama, Ronggosukowati kemudian mendirikan masjid yang dikenal dengan nama Masegit Rato atau masjid raja.

Baca juga: Selama Ramadhan, Warung Makan di Pamekasan Dilarang Buka Siang Hari

 

Masjid ini dibangun cukup sederhana dengan kapasitas jemaah 40 orang lebih sebagai syarat sahnya pelaksanaan ibadah shalat Jumat kala itu.

Masjid raja ini kemudian mengalami beberapa kali perubahan, sebelum namanya dipatenkan menjadi Masjid Agung Assyuhada Pamekasan.

Renovasi masjid

Ketua Takmir Masjid Agung Asyyuhada Pamekasan, Baidhawi Abshor menceritakan, setelah Keraton Pamellingan Pamekasan ditaklukkan kerajaan Mataram, Sultan Agung memerintahkan penggusuran masjid raja dan menggantinya dengan model masjid baru mode Mataram.

Masjid baru mode Mataram ini berupa atap tajung tumpang tiga berbentuk segi empat, mirip dengan Pura, bangunan tempat ibadah umat Hindu.

“Renovasi pertama masjid agung tahun 1624 Masehi. Saat itu Pangeran Gunungsari bergelar Adikoro I Putra Pangeran Megat Sekar atau cucu Raja Ronggosukowati yang berkuasa mewakili kekuasaan Mataram. Masjid lama digusur diganti model ala Mataram,” ujar Baidhawi, Selasa (5/4/2022).

Renovasi kedua Masjid Agung Asyyuhada Pamekasan kemudian dilakukan pada 1922 saat pemerintahan dipimpin Bupati R. Abd Jabbar.

Baca juga: Mengenal Sejarah Reog Ponorogo, Tarian Asal Jatim yang Diusulkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO

 

Renovasi dengan perluasan masjid ke bagian samping dan bagian depan karena jumlah jemaah yang semakin meningkat.

Setelah mengalami perluasan bangunan, tahun 1939 masjid dirombak total atas anjuran Gubernur Jawa Timur van der Plass kepada Bupati Pamekasan saat itu R. Abd Azis.

Bangunan baru ini menggunakan model masjid wali sanga yaitu segi empat beratap tajung tumpang tiga.

“Masjid model baru itu tidak memiliki serambi. Namun tiang angungnya terdiri dari 16 pilar, bukan empat. Filosofi 16 pilar tersebut menunjukkan bahwa masjid raja dibangun pada abad ke-16 masehi,” imbuh Baidhawi.

Setahun setelah renovasi, pada 25 Agustus 1940, masjid raja diresmikan dengan nama Masjid Jamik Kota Pamekasan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Surabaya
Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Surabaya
Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Surabaya
Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Surabaya
Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Surabaya
Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Surabaya
Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Surabaya
Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Surabaya
Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Surabaya
Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Surabaya
Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Surabaya
Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Surabaya
Gembiranya Warga Tulungagung Usai Timnas Menang dari Korsel, Ceburkan Diri ke Kolam

Gembiranya Warga Tulungagung Usai Timnas Menang dari Korsel, Ceburkan Diri ke Kolam

Surabaya
Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Surabaya
Cekcok Urusan Cucu dan Arisan, Kakek 64 Tahun di Tuban Bunuh Istrinya lalu Coba Akhiri Hidup

Cekcok Urusan Cucu dan Arisan, Kakek 64 Tahun di Tuban Bunuh Istrinya lalu Coba Akhiri Hidup

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com