LAMONGAN, KOMPAS.com - Sebanyak 27 dari 29 desa yang tersebar di lima kecamatan di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, masih terendam banjir akibat luapan Sungai Bengawan Njero hingga Senin (14/3/2022).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan Gunadi mengatakan, banjir di dua desa telah surut pada Senin pukul 10.10 WIB. Kedua desa itu adalah Gempolpondowo di Kecamatan Glagah dan Laladan di Kecamatan Deket.
Baca juga: Macet Parah di Jalur Pantura Gresik-Lamongan, 5 Jam Kendaraan Tak Bergerak
"Untuk desa lainnya sampai saat ini masih tergenang, dengan ketinggian air bervariasi di setiap lokasi," ujar Gunadi, saat dikonfirmasi, Senin.
Gunadi menjelaskan, di Kecamatan Kalitengah, masih terdapat delapan desa yang kebanjiran. Mulai Desa Jelakcatur dengan ketinggian air mencapai 10 sampai 38 centimeter, Desa Tiwet 25-56 centimeter, Desa Blajo 10-25 centimeter, Desa Gambuhan 15-33 centimeter.
Ada pula Desa Bojoasri di Kecamatan Kalitengah yang masih terendam dengan ketinggian 20 hingga 38 centimeter, Desa Somosari 10-28 centimeter, Desa Pucangtelu 5-17 centimeter, serta Desa Pucangro 5-10 centimeter.
"Di Kecamatan Turi masih ada enam desa, dengan paling parah terdapat di Desa Putat Kumpul dan Kemlagi Lor," ucap Gunadi.
Sementara di Kecamatan Glagah, desa yang masih tergenang air hingga hari ini meliputi, Desa Soko, Menganti, Pasi, dan Margoanyar.
Desa Soko merupakan yang paling parah terdampak banjir dengan ketinggian air mencapai 30 centimeter.
Sedangkan di Kecamatan Deket terpantau masih dua desa yang kebanjiran, yakni Desa Sidomulyo dan Wedani.
"Di Kecamatan Karangbinangun, desa yang masih kebanjiran, ada Desa Somowinangun, Waruk, Karanganom, Ketapang Telu, Sukorejo, Blawi dan Putat Bangah," kata Gunadi.
Baca juga: Tabrakan KA Vs 2 Truk di Lamongan, Polisi Periksa Petugas Palang Pintu Pelintasan
Desa Somowinagun di Kecamatan Karangbinangun, ketinggian air mencapai 10 hingga 30 centimeter, Desa Waruk sekitar 10 sampai 27 centimeter, Desa Karanganom 10-31 centimeter, Desa Ketapang Telu 5-16 centimeter, Desa Sukorejo 5-17 centimeter, Desa Blawi 5-13 centimeter, dan Desa Putat Bangah 3-5 centimeter.
"Kami bersama Muspika terus melakukan monitoring perkembangan debit air Bengawan Njero. Selain itu, kami juga sudah menerjunkan dua armada mobil pick up, guna membantu aktivitas warga," tutur Gunadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.