Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Layanan Tes Antigen Tak Berizin di Sekitar Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Akan Ditutup Paksa

Kompas.com - 03/02/2022, 23:22 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ahmad Su'udi ,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Komisi 1 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banyuwangi dan Satgas Covid-19 Kabupaten Banyuwangi, mengambil keputusan bersama untuk menutup paksa layanan tes cepat antigen tak berizin di dekat Pelabuhan Ketapang.

Sejumlah layanan tes cepat antigen tak berizin banyak dibuka di dekat Pelabuhan Ketapang, yakni di Kelurahan Klatak dan Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro.

Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat, RS Rujukan di Banyuwangi Diminta Siapkan Kembali Ruang Isolasi

Ketua Komisi 1 DPRD Banyuwangi Irianto mengatakan, upaya edukatif dan persuasif telah dilakukan sejak Desember 2021.

Namun, para pengelola tak kunjung mematuhi aturan yang telah ditetapkan.

"Jadi sekarang tidak bisa main-main sudah, tidak ada toleransi sudah. Kalau tidak ada SOP, ya tutup sudah," kata Irianto setelah rapat, Kamis (3/2/2022).

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi Amir Hidayat mengatakan, Sekretaris Daerah (Sekda) selaku Sekretaris Satgas Covid-19 Banyuwangi, telah menerbitkan surat edaran pada 27 Desember 2021.

Surat yang ditujukan ke pengelola pos tes cepat antigen di sekitar Pelabuhan Ketapang itu, berisi rangkuman dari ketentuan dalam Kepmenkes Nomor 446 tahun 2021, tentang penggunaan tes antigen.

Namun dari pantauan tim Dinkes Banyuwangi, persyaratan pengajuan rekomendasi belum banyak dipenuhi oleh para pengelola pos tes antigen.

Bahkan, setelah surat edaran kedua diterbitkan dan pemasangan garis polisi di sejumlah layanan tes antigen, para pengelola tetap saja membuka usahanya.

"Nampaknya sampai dengan tanggal 25 Januari 2022, kita melakukan eksekusi di lapangan, itu juga belum banyak yang mengajukan rekomendasi dan waktu itu ada sebagian yang kita tutup. Bahkan setelah kita tutup, dibuka lagi," kata Amir.

Ditambah, salah satunya ketahuan membuang sampah bungkus alat tes cepat antigen di pantai hingga bertebaran ke laut.

Ada sekitar 40 pos pelayanan tes cepat antigen di sekitar Pelabuhan Ketapang. Ada lima yang berupaya memenuhi ketentuan dan satu telah memenuhi syarat beroperasi.

Amir menjelaskan, penyelenggara layanan tes antigen memiliki posisi strategis dalam penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.

Jika pelayanan mereka sesuai regulasi, akan membantu menanggulangi pandemi Covid-19. Namun, jika beroperasi tak sesuai regulasi, hingga hasil tesnya tak objektif dan berpotensi memperparah pandemi.

Baca juga: Bungkus Alat Tes Cepat Antigen Cemari Laut, Dinkes Banyuwangi Gelar Investigasi

Data-data itu yang kemudian menjadi dasar pengambilan keputusan, penindakan tegas penutupan paksa pada pos-pos tes cepat antigen tak berizin tersebut.

"Kita sampaikan kepada seluruh pengelola swab antigen dan kita sampaikan akan dimonitoring dengan kriteria ini, mohon untuk diikuti. Mereka sudah tahu apa yang harus dilengkapi. Tapi nampaknya belum banyak membuahkan hasil, belum banyak yang melengkapi," ucap Amir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Speedboat Bertabrakan di Telaga Sarangan, Sopir Terlempar ke Air

Speedboat Bertabrakan di Telaga Sarangan, Sopir Terlempar ke Air

Surabaya
5 Puncak Gunung di Kaldera Tengger, Ternyata Tidak Hanya Gunung Bromo

5 Puncak Gunung di Kaldera Tengger, Ternyata Tidak Hanya Gunung Bromo

Surabaya
10 Tahun Diteror Foto Mesum, Wanita di Surabaya Laporkan Teman SMP ke Polisi

10 Tahun Diteror Foto Mesum, Wanita di Surabaya Laporkan Teman SMP ke Polisi

Surabaya
Cerita Supiyah, Tukang Pijat asal Surabaya yang Pergi Naik Haji

Cerita Supiyah, Tukang Pijat asal Surabaya yang Pergi Naik Haji

Surabaya
Pria Peneror Teman Perempuannya Selama 10 Tahun Ditangkap Polisi

Pria Peneror Teman Perempuannya Selama 10 Tahun Ditangkap Polisi

Surabaya
Kisah Mbah Harjo Berhaji di Usia 109 Tahun, Hatinya Bergetar Melihat Kabah

Kisah Mbah Harjo Berhaji di Usia 109 Tahun, Hatinya Bergetar Melihat Kabah

Surabaya
PPP Beri Rekomendasi Maju Pilkada Jatim 2024 untuk Khofifah-Emil

PPP Beri Rekomendasi Maju Pilkada Jatim 2024 untuk Khofifah-Emil

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Surabaya
Sejarah Kerajaan Singasari: Silsilah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan

Sejarah Kerajaan Singasari: Silsilah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas Sejauh 3 Kilometer

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas Sejauh 3 Kilometer

Surabaya
Bayi Laki-laki Ditemukan di Teras Rumah Warga, Banyak Rumput Menempel di Tubuhnya

Bayi Laki-laki Ditemukan di Teras Rumah Warga, Banyak Rumput Menempel di Tubuhnya

Surabaya
Kisah Nenek Penjual Bunga Tabur di Lumajang Menabung Belasan Tahun demi Naik Haji

Kisah Nenek Penjual Bunga Tabur di Lumajang Menabung Belasan Tahun demi Naik Haji

Surabaya
Gunung Semeru Meletus 7 Kali Sabtu Pagi

Gunung Semeru Meletus 7 Kali Sabtu Pagi

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com