Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta di Balik Penemuan Tulang Manusia dan Patahan Batuan di Sumur Jobong Surabaya

Kompas.com, 11 Desember 2025, 17:26 WIB
Azwa Safrina,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Di Surabaya terdapat situs kuno peningggalan Kerajaan Majapahit yang ditemukan secara tidak sengaja.

Situs tersebut bernama Sumur Jobong yang terletak di Jalan Pandean, Peneleh, Kecamatan Gentang, Surabaya, Jawa Timur.

Sumur tersebut berupa jobong bertumpuk dua yang terbuat dari tanah liat.

Kedalaman sekitar 2 meter, lebar sumur 83 centimeter dan ketebalan bibir sumur 2,5 centimeter.

Berbeda dengan sumur pada umumnya, juru pelihara Sumur Jobong, Agus Santoso mengatakan bahwa Sumur Jobong memiliki misteri dan cerita sejarah tersendiri di baliknya.

Ada penemuan tulang belulang manusia yang tidak lengkap di sekitar posisi ditemukannya Sumur Jobong.

Baca juga: Sumur Jobong di Surabaya, Jejak Tertua Kerajaan Majapahit yang Tak Sengaja Ditemukan

“Selain tulang belulang, di kedalaman sekitar 1 meter itu ditemukan patahan bata, gerabah, dan pecahan guci,” jelas Agus saat ditemui Kompas.com, Minggu (7/12/2025).

Patahan batu-bata tersebut memiliki lebar 20 centimeter, tebal 8 centimeter, dan panjang yang bervariasi mulai dari 17, 20.hingga 35 centimeter.

“Awalnya sama tukang yang menggali itu mau dihancurkan, terus saya bilang ‘jangan pak, ini kayaknya pertanda sesuatu’. Akhirnya sumber air itu dilingkarin, nyambung, dan diketahui kalau itu ternyata sumur,” ujarnya.

Setelah itu, Agus melaporkan penemuan tersebut kepada lurah untuk ditelusuri lebih dalam oleh pemerintah kota bersama para ahli.

Sementara tulang belulang itu dilakukan pengujian oleh Museum Etnografi dan Pusat Kajian Kematian Universitas Airlangga (Unair) bersama Laboratorium Radiokarbon Australia National University, Canberra, Australia.

Diketahui berdasarkan uji pertanggalan, yakni uji karbon untuk menentukan usia tulang dalam sumur jobong berkisar 1430 – 1608 M.

Patahan batu bata, gerabah, dan guci yang ditemukan di kedalaman 1 meter dari situs Sumur Jobong, Surabaya.KOMPAS.com/AZWA SAFRINA Patahan batu bata, gerabah, dan guci yang ditemukan di kedalaman 1 meter dari situs Sumur Jobong, Surabaya.

“Bahkan, kurator dari Unair itu menyimpulkan kalau tulang ini keberadaannya pada tahun 1430 M, berarti tahun sebelum itu sudah ada kehidupan dan peradaban di Kampung Pandean ini,” jelasnya.

Apalagi dalam sejarah Surabaya yang dialiri Sungai Kalimas, merupakan jalur penting dalam transportasi perdagangan era Kerajaan Majapahit.

Ini sangat memungkinkan pula di bantaran Kalimas dan Kali Surabaya terdapat pemukiman penduduk.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau