SURABAYA, KOMPAS.com - Petugas pemadam kebakaran (Damkar) kerap menjadi andalan masyarakat dalam membantu menyelesaikan berbagai masalah karena kecepatannya.
Kesiagaan selama 24 jam sepanjang 7 hari dalam sepekan membuat damkar Surabaya hampir tidak pernah absen dari telepon warga yang meminta bantuan dan pertolongan.
Seperti halnya tim pemadam kebakaran Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya saat ditemui Kompas.com sekitar pukul 11.00 WIB. Mereka sedang berjaga.
Ruangan itu cukup luas, dikelilingi seragam dinas penyelamatan lengkap dengan helmnya, serta lima mobil pemadam dan beberapa mobil rescue yang terparkir.
Mereka masih nampak santai berbincang, bercanda, bermain kartu, hingga menyantap mi instan.
Baca juga: Upaya 3,5 Jam, Damkar Sumenep Lepaskan 9 Cincin di Jemari ODGJ
Setiap hari, damkar memiliki dua shift yang digilir setiap minggu yakni mulai 07.00-19.00 WIB dan 19.00-07.00 WIB.
Namun di setiap saku, mereka mengantongi handy talky (HT) dan wajib memantau informasi melalui radio komunitas. Sirine peringatan panggilan dalam kantor ini tak boleh mati saat dibutuhkan.
Setiap shift selalu terdiri dari tiga regu yang berjaga dengan masing-masingnya berjumlah 16 personel.
Kepala Rayon 1 DPKP Surabaya, Mujiono mengatakan, saat sedang tidak ada panggilan darurat biasaya petugas damkar akan melakukan latihan mandiri untuk mengasah kemampuan di lapangan.
Seperti latihan fisik, latihan penggunaan APAR, teknik pemadaman api, penyelamatan korban evakuasi dari ketinggian, ruang sempit, hingga pertolongan medis dasar.
“Biasanya bergiliran latihannya dari tiap-tiap regu, terutamanya yang masih muda itu diajarkan sama seniornya,” tuturnya.
Selain sebagai komando, Mujiono juga merupakan petugas damkar yang paling senior di pos DPKP Pasar Turi.
Baca juga: Kisah di Balik Pemadaman Kebakaran Gedung Grahadi, Damkar: Massa Demo Beri Jalan
Ia memulai kariernya sebagai pemadam sejak tahun 1996 hingga sekarang.
Salah satu momen yang masih diingatnya, saat Mujiono muda yang baru saja menjalankan diklat damkar sebelum resmi ditugaskan, tiba-tiba diminta untuk turun ke lapangan.
Kala itu, pusat perbelanjaan termegah yakni Wijaya Shopping Centre (sekarang menjadi BG Junction) lenyap dilahap kobaran api.