SURABAYA, KOMPAS.com - Seorang siswa SMP Negeri (SMPN) 1 Surabaya, Harley Fatahillah Yodhaloka Sunoto (13) menanam ribuan mangrove untuk mengantisipasi kerusakan pesisir Kota Pahlawan.
Harley mengatakan, aksinya itu bermula dari melihat banyak berita tentang penebangan liar dan kerusakan pesisir Indonesia, yang terjadi dalam beberapa waktu ke belakang.
Padahal, kata dia, ekosistem Mangrove mampu meredam gelombang besar, menahan abrasi, mengurangi risiko banjir, hingga menjadi pelindung alami ketika terjadi tsunami.
"Saya ingin Surabaya tetap aman. Mangrove bisa melindungi kita. Selama saya bisa menanam, saya akan terus menanam,” kata Harley, di Surabaya, Senin (8/12/2025).
Baca juga: Tanam 8.000 Bibit Mangrove, Andra Soni: Perkuat Pesisir dari Ancaman Perubahan Iklim
Kemudian, Harle berinisiatif, membudidayakan tanaman mangrove di sekolahnya.
Dia memulainya dengan mengenali jenis, pembibitan hingga praktik konservasi.
Akhirnya, Harley berhasil membudidayakan 18.200 tanaman air itu dalam gerakan bernama Mangrove Warrior.
Dia bekerja sama dengan petani tambak di Wonorejo dan teman sekolahnya.
“Gerakan Mangrove Warrior juga kerja sama dengan Wahana Visi Indonesia, organisasi nasional yang fokus pada konservasi mangrove dan perlindungan anak,” ucapnya.
"Kolaborasi ini sudah merambah penanaman di tiga lokasi, yaitu (wilayah pesisir di) Gunung Anyar, Wonorejo, dan Keputih," tambahnya.
Baca juga: Sering Abrasi dan Banjir Rob, Pantai Batu Tanjung Situbondo Ditanami Mangrove
Jenis mangrove yang dikembangkan tersebut adalah, Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, Sonneratia caseolaris, Bruguiera gymnorhiza, Bruguiera cylindrica, dan Ceriop.
Lebih lanjut, Harley menargetkan, bisa menanam sebanyak 25 ribu mangrove di akhir Desember 2025.
Selain itu, dia berencana menumbuhkan 40 ribu tanaman itu di 2026.
"Target (menanam mangrove) ini sebagai bagian dari komitmen untuk menjaga pesisir Surabaya agar tetap kuat menghadapi banjir, abrasi, dan ancaman tsunami," ujar dia.
Baca juga: Menyambut Rusunawa Marunda Jadi Desa Wisata, dari Green House hingga Rumah Mangrove
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Dedik Irianto mengatakan, tindakan Harley dengan menanam pohon mangrove di pesisir itu merupakan langkah mitigasi.
"Saat isu lingkungan ini ramai dibicarakan, tapi hanya kerusakan alam dan bencananya saja yang terekspos. Masih ada warga yang peduli lingkungan dan aktif melakukan mitigasi," kata Dedik.
Dedik berencana untuk melakukan sosialisasi dengan menggandeng para siswa untuk ikut menanam mangrove.
Untuk mengantisipasi bencana alam seperti yang terjadi di sejumlah wilayah.
"Jika gerakan ini dicontoh dan ditiru teman-temannya. Bukan hanya semangatnya, tetapi juga inisiasi yang digagas merupakan implementasi pemikiran untuk melindungi bumi ini," ujarnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang