Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjaga Nyala Rasa di Gang Pabean, Generasi Ketiga Penerus Sop Buntut Legendaris Surabaya

Kompas.com, 7 Desember 2025, 08:49 WIB
Suci Rahayu,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com – Di balik gang kecil yang nyaris luput dari perhatian di kawasan Pabean Ganefo, Surabaya Utara, terdapat sebuah warung sederhana yang sejak tahun 1957 menjadi persinggahan para pencinta sop buntut.

Dari tempat inilah Amy Amabel, generasi ketiga keluarganya berjuang mempertahankan warisan kuliner Sop Buntut Pabean yang telah melampaui tiga zaman. Buka sejak jam 6 pagi–3 sore setiap hari kecuali hari Minggu bersama enam karyawannya menjaga warung.

Tidak ada dekorasi modern, hanya tempat makan khas dalam gang yang sederhana dengan aroma kuah bening menggoda.

"Banyak yang kaget tempatnya dari dulu seperti ini dengan situasi seperti ini peninggalan emak dan engkong saya. Saya tinggal melanjutkan, memperbaiki dan merapikan lebih baik saja," ujarnya kepada Kompas.com.

Baca juga: Pelaku Usaha Kuliner dan Jasa Diminta Buat Daftar Harga, Walikota Solo: Jangan Membuat Kecewa Wisatawan

Sebagai generasi ketiga penerus usaha ini, ia mengaku tidak pernah membayangkan akan berakhir di balik panci besar berisi buntut sapi lokal. Latar belakang pendidikannya tidak berkaitan dengan kuliner, bahkan sebelumnya ia bekerja sebagai staf administrasi.

Namun orang tuanya memberi tawaran untuk membantu membuka cabang di mal, agar ia tidak terus bekerja ikut orang. Keputusan itu mengubah hidupnya, meski tidak memiliki dasar memasak, ia memberanikan diri mencoba.

“Mama bilang, ‘Aku ajarin kamu satu bulan. Kalau enggak bisa ya sudah, tutup saja’,” ucap Amy Amabel menirukan ucapan orang tuanya.

Selanjutnya tekanan itu menjadi cambuk baginya. Dalam satu bulan, ia berlatih keras hingga akhirnya mampu mengelola dapur sendirian.

Sayangnya pandemi Covid-19 datang, membuat cabang di mal merosot bersamaan dengan orang tuanya meninggal secara mendadak pada tahun 2021 lalu. Sehingga ia harus mengambil alih sepenuhnya warung utama yang berada di Pabean Ganefo.

“Saya jalani sendiri tidak apa-apa. Adik di Kanada, Puji Tuhan makin naik,” imbuhnya.

Sop Buntut yang berada di kawasan Pabean Ganefo, Surabaya Utara, berdiri sebuah warung sederhana yang sejak 1957 menjadi persinggahan para pencinta kuliner.Dokumentasi Pribadi Sop Buntut yang berada di kawasan Pabean Ganefo, Surabaya Utara, berdiri sebuah warung sederhana yang sejak 1957 menjadi persinggahan para pencinta kuliner.

Tetap di Gang Lama karena “Legenda Tak Boleh Hilang”

Seiiring berjalannya waktu, meski banyak generasi penerus bisnis memilih pindah ke lokasi lebih modern, Amy Amabel justru bersikukuh mempertahankan tempat lama ini. Untuk melanjutkan legend-nya orang-orang yang zaman dulu pernah ke singgah dapat menikmati nostalgia.

Bahkan ia menegaskan sekalipun nanti memiliki cabang lain, lokasi utama tidak akan ditutup. Meski menurutnya, menjadi penerus bukan perkara mudah, karena ada ekspektasi sosial yang besar.

“Banyak yang bilang pewaris lebih enak, tapi belum tentu. Kalau usaha semakin tenggelam, orang-orang nge-judge. Dulu orangtua di rate 7, jadi saat kita ya pegang harus di atasnya. Tidak mungkin turun,” tuturnya.

Untuk itu beban tersebut dijadikannya komitmen, karena ia yakin tidak ada usaha yang menghianati hasil.

Baca juga: Lagi Liburan di Jogja? Ini 15 Soto yang Bisa Dicoba, Ada yang Buka sampai Malam!

Kuah Bening, Panci 40 Kilogram, dan Rahasia Konsistensi

Seperti diketahui, salah satu ciri khas Sop Buntut Pabean Ganefo adalah kuah beningnya. W pernah mencoba menambahkan wortel atau kentang, tetapi ternyata pelanggan kurang suka.

Halaman:


Terkini Lainnya
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
Surabaya
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Surabaya
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
Surabaya
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Surabaya
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Surabaya
Kuasa Hukum: Korban Pencabulan Sempat Akan Akhiri Hidup, Namun Justru Diintimidasi Ponpes
Kuasa Hukum: Korban Pencabulan Sempat Akan Akhiri Hidup, Namun Justru Diintimidasi Ponpes
Surabaya
Kapolres Pacitan Ungkap Asal Uang Kakek Tarman yang Bagikan Rp 100.000 ke Tiap Tamu Saat Resepsi
Kapolres Pacitan Ungkap Asal Uang Kakek Tarman yang Bagikan Rp 100.000 ke Tiap Tamu Saat Resepsi
Surabaya
Upaya Mitigasi, BPBD Surabaya Edukasi Warga Terkait Bencana
Upaya Mitigasi, BPBD Surabaya Edukasi Warga Terkait Bencana
Surabaya
Muhaimin Iskandar Masukkan Kurikulum Kemandirian untuk Santri di Ponpes agar Siap Kerja
Muhaimin Iskandar Masukkan Kurikulum Kemandirian untuk Santri di Ponpes agar Siap Kerja
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Bangun Fasilitas di Lapangan Karanggayam, Termasuk Kolam Air Panas-Dingin
Pemkot Surabaya Bakal Bangun Fasilitas di Lapangan Karanggayam, Termasuk Kolam Air Panas-Dingin
Surabaya
2 Rumah Pompa Dioperasikan, Jalan Raya Porong Lama Sidoarjo Masih Ditutup Akibat Banjir
2 Rumah Pompa Dioperasikan, Jalan Raya Porong Lama Sidoarjo Masih Ditutup Akibat Banjir
Surabaya
Cekcok dengan Teman, Pemuda di Malang Tewas Ditusuk Sajam
Cekcok dengan Teman, Pemuda di Malang Tewas Ditusuk Sajam
Surabaya
Pengakuan Terduga Pencuri yang Bacok Aiptu Kurniawan di Lumajang
Pengakuan Terduga Pencuri yang Bacok Aiptu Kurniawan di Lumajang
Surabaya
Di Tengah Gegap Gempita Laga, Suporter Persewangi Kumpulkan Donasi untuk Bencana Sumatera
Di Tengah Gegap Gempita Laga, Suporter Persewangi Kumpulkan Donasi untuk Bencana Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau