Sondra Agung Mulyadi, pengunggah video yang merupakan warga asli kawasan Danau Singkarak, menegaskan bahwa naiknya permukaan air murni dipicu curah hujan tinggi.
“Saya warga lokal asli di sini. Air meluap karena hujan, bukan karena sampah. Di pekarangan tempat air naik, tidak ada sampah atau kotoran,” katanya kepada Kompas.com, Selasa (2/12/2025).
Baca juga: Imbas Galodo Sumatera, Danau Singkarak Tertutup Kayu Gelondongan
Ia menjelaskan, ketika permukaan danau mencapai ambang tertentu, pintu bendungan dibuka selama 24 jam untuk menjaga stabilitas volume air.
“Sekarang bendungan dibuka 24 jam. Airnya mengalir ke timur melalui Batang Ombilin,” jelasnya.
Aliran dari Danau Singkarak ini kemudian menyatu dengan Sungai Indragiri di Riau dan bermuara di Selat Malaka.
Sebagian air juga dialihkan melalui terowongan bawah tanah menuju Batang Anai untuk menggerakkan generator PLTA Singkarak di Lubuk Alung, Padang Pariaman.
Ulurkan tanganmu membantu korban banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Di situasi seperti ini, sekecil apa pun bentuk dukungan dapat menjadi harapan baru bagi para korban. Salurkan donasi kamu sekarang dengan klik di sini