Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Air Danau Singkarak Jernih Usai Banjir Sumatera, Pakar Unair: Bukan Akibat “Dibersihkan” Bencana

Kompas.com, 5 Desember 2025, 18:27 WIB
Azwa Safrina,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Akhir-akhir ini viral soal air Danau Singkarak yang menjadi jernih usai banjir dan longsor di Sumatera.

Tak seperti wilayah lain yang didominasi pemandangan banjir dengan air berwarna kecokelatan, air di Danau Singkarak justru tetap jernih dan bening.

Fenomena ini pun riuh di media sosial, banyak warganet mempertanyakan penyebab air di danau bisa tetap bersih meski kawasan lain tengah terdampak banjir parah.

Baca juga: Asal Usul Warna Hijau Tosca Danau Singkarak Saat Banjir Melanda Sumatera yang Diungkap Peneliti BRIN

Dosen Departemen Teknik Geomatika ITS, Hepi Hapsari Handayani, ST, M.Sc, PhD menjelaskan bahwa fenomena tersebut memiliki hubungan tidak langsung dengan banjir dan longsor yang terjadi di Sumatera.

“Namun, kejernihan tersebut bukan disebabkan oleh danau yang ‘dibersihkan’ oleh bencana,” ungkap Hepi, Jumat (5/12/2025).

Ia menuturkan kondisi itu terjadi karena aliran sedimen dari wilayah longsor tidak menuju sub-DAS (daerah aliran sungai) yang memasok Danau Singkarak sehingga danau tidak menerima tambahan material keruh.

Selain itu, hujan ekstrem memicu proses flushing, yaitu mekanisme pengenceran alami di mana volume air yang sangat besar mendorong partikel tersuspensi keluar melalui Sungai Ombilin, sehingga lapisan permukaan danau tampak lebih bening.

“Setelah hujan badai, danau juga mengalami stratifikasi, di mana lapisan air atas menjadi lebih dingin dan lebih stabil, memungkinkan sedimen mengendap ke dasar sehingga kejernihan permukaan meningkat,” terangnya.

Baca juga: Viral Air Danau Singkarak Tetap Jernih Usai Banjir Sumatera, Ini Penjelasan Ahli

Di sisi lain, aktivitas masyarakat, seperti perahu, keramba, dan wisata, biasanya menurun setelah kejadian banjir dan longsor, membuat danau lebih tenang dan tidak ada gangguan yang mengaduk sedimen.

“Kombinasi dari tidak adanya pasokan sedimen, efek flushing, stabilisasi kolom air, dan penurunan aktivitas manusia inilah yang membuat Singkarak tampak lebih jernih,” tuturnya.

Namun, lanjutnya, kejernihan ini tidak otomatis menunjukkan bahwa danau menjadi lebih sehat secara ekologis.

Sebab, penilaian kesehatan perairan tetap memerlukan pemeriksaan parameter ilmiah seperti nutrien, klorofil-A, oksigen terlarut, dan biota endemik.

“Jadi, fenomena kejernihan ini harus dipahami sebagai hasil interaksi proses alami dan perubahan aktivitas pasca-banjir, namun kesimpulan ilmiah yang definitif tetap membutuhkan penelitian lanjutan,” imbuhnya.

Baca juga: Air Danau Singkarak Mendadak Jernih di Tengah Banjir Sumatera, Ada Apa?

Sebelumnya, dilansir dari Kompas.com, Selasa (2/12/2025), warga di dekat Danau Singkarak memberi penjelasan langsung terkait fenomena air meluap yang videonya viral tersebut.

Mereka memastikan bahwa situasi masih terkendali, meski debit air meningkat akibat hujan intens beberapa hari terakhir.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau