Henita merasa heran sebelum keracunan dirinya tidak merasakan sesuatu yang aneh pada menu MBG yang dimakan.
Namun tak disangka malam harinya ia mengalami kepala pusing dan perut mual hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit.
Baca juga: Bangkitkan Pasar Tradisional, SPPG Penumping Solo Komit Beli Kebutuhan MBG dari Supplier Lokal
Kepala Puskesmas Mantingan, Muh El Riza mengatakan total 66 orang yang dilarikan ke fasilitas kesehatan akibat diduga keracunan makanan.
Perinciannya sebanyak 30 siswa dan santri dibawa ke puskesmas Mantingan.
Sementara sebanyak 36 siswa dan santri dilarikan ke RSUD Mantingan.
Namun jumlah itu bisa terus bertambah mengingat masih banyak warga yang berdatangan dengan gejala yang sama yakni mual, pusing dan diare.
“Bisa jadi jumlahnya akan terus bertambah karena masih banyak yang berdatangan,” jelas Riza.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Ngawi telah mengambil sampel makanan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bintang Mantingan, yang diduga menjadi sumber keracunan massal pada puluhan siswa dan santri.
Kepala Bidang Sumber Daya Manusia, Kesehatan, dan Farmasi Dinkes Ngawi, Dhina Handayani, menjelaskan sampel sisa makanan dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLKM) Surabaya untuk diperiksa.
"Makanan sisa MBG kemarin kami kirim ke BBLKM Surabaya. Tinggal kami menunggu hasilnya saja,” kata Dhina.
Baca juga: Bangkitkan Pasar Tradisional, SPPG Penumping Solo Komit Beli Kebutuhan MBG dari Supplier Lokal
Dhina menyebut sisa makanan menu MBG yang diambil meliputi nasi topping abon, telur rebus, asem-asem buncis, tahu balado, selada dan pisang.
Terkait dugaan penyebab pasti keracunan, Dhina menegaskan belum mengetahuinya.
Saat ini, Dinkes Ngawi fokus penanganan pasien agar segera pulih kembali kesehatannya.
Sementara itu, SPPG Bintang Mantingan belum memberikan tanggapan mengenai hal ini.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang