Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mual, Pusing dan Diare, Puluhan Santri dan Siswa di Ngawi Jatim Diduga Keracunan

Kompas.com, 4 Desember 2025, 23:07 WIB
Muhlis Al Alawi,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

NGAWI, KOMPAS.com - Puluhan santri dan siswa dari berbagai pondok pesantren dan sekolah di Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur mengalami mual, pusing dan diare setelah menyantap makanan bergizi gratis (MBG), Rabu (3/12/2025).

Akibatnya puluhan santri dilarikan ke RSUD Mantingan dan Puskesmas Mantingan untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan, Kamis (4/12/2025).

Bahaudin (15), seorang siswa SMK Muhammadiyah kelas X mengalami gejala mual dan pusing sejak Rabu (3/12/2025) malam.

Akibatnya dirinya dan beberapa temannya tidak masuk sekolah.

“Mulai pusing dan mual sejak Kamis dini hari. Orang tua saya akhirnya membawa saya langsung ke rumah sakit Mantingan,” ujar Bahaudin, Kamis (4/12/2025).

Baca juga: Optimalkan Program MBG, Pemerintah Perkuat Tata Kelola BGN

Bahaudin mengingat sebelum mengalami mual dan muntah, dirinya melahap MBG dengan menu nasi putih, sayur buncis, telur rebus dan pisang.

Saat itu, ia merasakan telur rebusnya berbeda dengan biasanya.

Kendati demikian Bahaudin tetap melahapnya.

Malam harinya, remaja itu merasakan kepala pusing dan perut mual hingga akhirnya dilarikan ke RSUD Mantingan.

Tak hanya dirinya, sekitar 20 teman sekolahnya bernasib sama.

Baca juga: Keracunan Santri Magelang: Temuan E-coli di Menu MBG, SPPG Ditutup Sementara

Lain halnya dengan Bahaudin, Henita Afian (30), seorang ibu rumah tangga juga dilarikan ke RSUD Mantingan gegara diduga keracunan makanan usai menyantap MBG.

Pasalnya Henita memakan jatah MBG anaknya yang dibawa pulang.

Sebelum keracunan massal terjadi, Henita berpesan kepada anaknya agar MBG yang diterima dibawa pulang ke rumah.

Henita khawatir anaknya nanti menjadi korban keracunan.

“Karena banyak kasus keracunan saya minta anak saya agar MBG yang dikasih dibawa pulang ke rumah saja,” jelas Henita.

Henita merasa heran sebelum keracunan dirinya tidak merasakan sesuatu yang aneh pada menu MBG yang dimakan.

Namun tak disangka malam harinya ia mengalami kepala pusing dan perut mual hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit.

Baca juga: Bangkitkan Pasar Tradisional, SPPG Penumping Solo Komit Beli Kebutuhan MBG dari Supplier Lokal

Kepala Puskesmas Mantingan, Muh El Riza mengatakan total 66 orang yang dilarikan ke fasilitas kesehatan akibat diduga keracunan makanan.

Perinciannya sebanyak 30 siswa dan santri dibawa ke puskesmas Mantingan.

Sementara sebanyak 36 siswa dan santri dilarikan ke RSUD Mantingan.

Namun jumlah itu bisa terus bertambah mengingat masih banyak warga yang berdatangan dengan gejala yang sama yakni mual, pusing dan diare.

“Bisa jadi jumlahnya akan terus bertambah karena masih banyak yang berdatangan,” jelas Riza.

Ambil Sampel

Dinas Kesehatan (Dinkes) Ngawi telah mengambil sampel makanan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bintang Mantingan, yang diduga menjadi sumber keracunan massal pada puluhan siswa dan santri.

Kepala Bidang Sumber Daya Manusia, Kesehatan, dan Farmasi Dinkes Ngawi, Dhina Handayani, menjelaskan sampel sisa makanan dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLKM) Surabaya untuk diperiksa.

"Makanan sisa MBG kemarin kami kirim ke BBLKM Surabaya. Tinggal kami menunggu hasilnya saja,” kata Dhina.

Baca juga: Bangkitkan Pasar Tradisional, SPPG Penumping Solo Komit Beli Kebutuhan MBG dari Supplier Lokal

Dhina menyebut sisa makanan menu MBG yang diambil meliputi nasi topping abon, telur rebus, asem-asem buncis, tahu balado, selada dan pisang.

Terkait dugaan penyebab pasti keracunan, Dhina menegaskan belum mengetahuinya.

Saat ini, Dinkes Ngawi fokus penanganan pasien agar segera pulih kembali kesehatannya.

Sementara itu, SPPG Bintang Mantingan belum memberikan tanggapan mengenai hal ini.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau