BANGKALAN, KOMPAS.com – Pemerintah Kabupaten Bangkalan terus menggencarkan pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan sasaran utama keberangkatan ilegal ke Kamboja.
Hal ini menjadi sebuah langkah preventif, setelah Negara tersebut resmi masuk daftar hitam, dan maraknya kasus penipuan dan eksploitasi pekerja migran Indonesia.
Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Bangkalan, Jemmi Tria Sukmana menegaskan, sosialisasi pencegahan TPPO sudah digelar hingga tingkat desa dan kecamatan di seluruh Bangkalan.
Baca juga: Komisi IX Sebut Kiper Muda Bandung Rizki Segera Dipulangkan dari Kamboja
"Kami lakukan sosialisasi menyeluruh bahkan hingga ke kecamatan dan desa," tegas Jemmi, di Bangkalan, Kamis (20/11/2025).
Selain sosialisasi, Disperinaker juga membuka pelatihan gratis bagi warga yang belum mendapat pekerjaan, agar memiliki keterampilan dan bekal sebelum terjun ke dunia kerja, sehingga tidak mudah tergiur tawaran kerja ilegal.
"Jangan mudah percaya lowongan kerja ke luar negeri dengan gaji fantastis yang beredar di media sosial atau dari mulut ke mulut, apalagi melalui jalur ilegal," kata dia.
Baca juga: PSMS Medan Bantah Seleksi Kiper Muda Rizki yang Jadi Korban TPPO di Kamboja
"Seluruh calon PMI yang melalui jalur resmi memiliki ID CPMI. Semua data terekam di sistem, perusahaan pengerahnya terlacak, dan aman," sambung Jemmi.
Ia menjamin, masyarakat yang ingin bekerja ke luar negeri melalui jalur prosedural akan dibantu sepenuhnya oleh Disperinaker, tanpa biaya alias gratis.
Bagi warga Bangkalan yang keluarganya sudah terlanjur berangkat ilegal ke Kamboja atau menjadi korban TPPO, Jemmi meminta segera melapor.
Baca juga: “Saya Tahajud Setiap Malam…” Doa Paman Kiper Muda Korban TPPO di Kamboja
"Silahkan melapor ke kami, meskipun menggunakan jalur non prosedural tetap akan kami bantu. Kami akan koordinasi langsung dengan BP2MI pusat," tutur dia.
Hingga saat ini, belum ada laporan resmi warga Bangkalan yang menjadi korban di Kamboja. Namun pencegahan terus digencarkan agar angka nol korban tetap terjaga.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang