Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remaja Perempuan Hilang Sudah Sepekan di Madiun, Polisi Cek HP Milik Korban

Kompas.com, 12 November 2025, 16:22 WIB
Muhlis Al Alawi,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com - Keberadaan Renanda Maharani Kharisma Wardhana (20), warga Kelurahan Tawangrejo, Kota Madiun, Jawa Timur, masih misterius.

Putri semata wayang dari guru PAUD Linda Purwati (45) itu hilang sejak Senin (3/11/2025) dan belum diketahui keberadaannya.

Polisi akan mengecek handphone milik korban yang ditinggal di rumah orangtuanya. Pengecekan itu dilakukan agar polisi mendapatkan petunjuk mencari keberadaan korban yang sudah menghilang satu minggu lebih.

Baca juga: Cerita Sedih Guru PAUD di Madiun Kehilangan Putri Semata Wayang, Seminggu Mencari Tak Ketemu

“Kami akan cek handphone milik korban. Namun kami harus izin dulu kepada orangtuanya,” ujar Kanit Reskrim Polsek Kartoharjo, AKP Satrio Teguh Pranowo, Rabu (12/11/2025).

Satrio mengatakan, polisi belum bisa memastikan perempuan yang akrab disapa Risma itu menjadi korban penculikan atau sebaliknya. Terlebih, korban saat ini sudah berusia 20 tahun atau sudah dewasa.

Baca juga: Aksinya Viral di Media Sosial, Ayah dan Anak Pencuri Burung di Madiun Ditangkap Polisi

Namun, polisi mengkhawatirkan kondisi korban yang kemungkinan depresinya kambuh. Ia juga mengkhawatirkan korban ditemukan orang yang tidak tepat saat meninggalkan rumahnya.

Menurut Satrio, polisi beberapa kali mendapatkan informasi keberadaan korban. Namun, setelah dicek di lokasi ternyata perempuan yang ditemukan bukan korban yang sudah menghilang sejak sepekan lebih.

“Tadi kami dapat info korban berada di depan rumah sakit. Setelah kami cek memang persis wajahnya. Tetapi ternyata sosok itu bukan korban,” jelas Satrio.

Kendati demikian, polisi tetap melakukan pencarian terhadap korban dengan menghubungi teman dan komunitas yang sering didatangi korban. Selain itu, polisi sudah menyebarkan foto dan data korban ke berbagai lokasi dan polsek.

Ia menambahkan, bila korban membawa alat komunikasi seperti smartphone, maka polisi akan mudah melacaknya. Namun saat meninggalkan rumah, korban tidak membawa alat komunikasi apa pun.

“Korban hanya naik sepeda listrik terus meninggalkan rumah. Korban tidak membawa HP. Kalau bawa HP tentu kami mudah mengetahui keberadaannya,” demikian Satrio.

Diberitakan sebelumya, Linda Purwati (45), warga Kelurahan Tawangrejo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, tak menyangka anaknya semata wayang bakal menghilang. Pasalnya, saat pergi meninggalkan rumah, Renanda Maharani Kharisma Wardhana (20) hanya berpamitan kepada orangtuanya untuk mengaji, Senin (3/11/2025) pagi.

"Pagi itu Risma pamit mengaji di Jalan Trengguli Kota Madiun. Dia naik sepeda listrik. Tetapi hingga siang hari Risma tak kunjung pulang," kata Linda.

Linda yang kesehariannya mengajar sebagai guru di salah satu PAUD Tawangrejo awalnya tak yakin anaknya akan hilang. Terlebih, Linda sudah berpesan agar Risma mengikuti kegiatan Posyandu Integrasi Layanan Primer (ILP) yang tak jauh dari rumahnya usai mengaji.

Namun, Risma yang tak datang hingga siang hari, membuat Linda mulai gusar. Ia mencoba mendatangi tempat mengaji anaknya.

Di lokasi itu, anak guru tempat mengaji mengaku melihat Risma. Namun korban langsung pulang lantaran kegiatan mengaji libur.

Tak berhenti di situ, selama sepekan terakhir, Linda sudah berkelling ke berbagai tempat untuk mencari keberadaan anaknya. Ia pun sudah menghubungi sanak keluarganya yang tinggal di luar kota.

“Sebenarnya kami sudah berusaha mencari ke mana-mana mulai dari tempat mengaji, ke rumah teman, dan saudara yang berada di luar Madiun. Tetapi sampai sekarang belum ketemu juga,” ujar Linda dengan mata berkaca-kaca.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Surabaya
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
Surabaya
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Surabaya
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Surabaya
Kuasa Hukum: Korban Pencabulan Sempat Akan Akhiri Hidup, Namun Justru Diintimidasi Ponpes
Kuasa Hukum: Korban Pencabulan Sempat Akan Akhiri Hidup, Namun Justru Diintimidasi Ponpes
Surabaya
Kapolres Pacitan Ungkap Asal Uang Kakek Tarman yang Bagikan Rp 100.000 ke Tiap Tamu Saat Resepsi
Kapolres Pacitan Ungkap Asal Uang Kakek Tarman yang Bagikan Rp 100.000 ke Tiap Tamu Saat Resepsi
Surabaya
Upaya Mitigasi, BPBD Surabaya Edukasi Warga Terkait Bencana
Upaya Mitigasi, BPBD Surabaya Edukasi Warga Terkait Bencana
Surabaya
Muhaimin Iskandar Masukkan Kurikulum Kemandirian untuk Santri di Ponpes agar Siap Kerja
Muhaimin Iskandar Masukkan Kurikulum Kemandirian untuk Santri di Ponpes agar Siap Kerja
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Bangun Fasilitas di Lapangan Karanggayam, Termasuk Kolam Air Panas-Dingin
Pemkot Surabaya Bakal Bangun Fasilitas di Lapangan Karanggayam, Termasuk Kolam Air Panas-Dingin
Surabaya
2 Rumah Pompa Dioperasikan, Jalan Raya Porong Lama Sidoarjo Masih Ditutup Akibat Banjir
2 Rumah Pompa Dioperasikan, Jalan Raya Porong Lama Sidoarjo Masih Ditutup Akibat Banjir
Surabaya
Cekcok dengan Teman, Pemuda di Malang Tewas Ditusuk Sajam
Cekcok dengan Teman, Pemuda di Malang Tewas Ditusuk Sajam
Surabaya
Pengakuan Terduga Pencuri yang Bacok Aiptu Kurniawan di Lumajang
Pengakuan Terduga Pencuri yang Bacok Aiptu Kurniawan di Lumajang
Surabaya
Di Tengah Gegap Gempita Laga, Suporter Persewangi Kumpulkan Donasi untuk Bencana Sumatera
Di Tengah Gegap Gempita Laga, Suporter Persewangi Kumpulkan Donasi untuk Bencana Sumatera
Surabaya
Hasil Uji Lab, Keracunan Massal di Ngawi akibat Bakteri Nitrit di Menu MBG Sayur Acar
Hasil Uji Lab, Keracunan Massal di Ngawi akibat Bakteri Nitrit di Menu MBG Sayur Acar
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau