Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Jalan Tembus Griya Shanta Kota Malang Ditolak Warga, Satpol PP Ultimatum Robohkan Tembok

Kompas.com, 22 Oktober 2025, 15:54 WIB
Nugraha Perdana,
Icha Rastika

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Malang membangun jalan tembus di Perumahan Griya Shanta, Kelurahan Mojolangu, menghadapi penolakan dari sebagian warga RW 12.

Persoalan ini memuncak setelah warga mendirikan tembok pembatas di lokasi yang direncanakan sebagai jalan tembus itu. 

Rencana tersebut ditolak warga setempat karena dikhawatirkan bakal mengganggu ketentraman dan ketenangan warga setempat.

Menanggapi hal itu, Satpol PP Kota Malang mengambil langkah tegas dengan melayangkan Surat Peringatan Pertama (SP1) bernomor 100.3.9/0355/35.73.404/PPUD-LWK/2025 kepada Ketua RW 12 Mojolangu.

Baca juga: SPBU Sukun di Malang Ditutup Sementara, Buntut Ditemukan Kecurangan Operator

Kepala Satpol PP Kota Malang, Heru Mulyono mengatakan, isi surat itu memerintahkan warga untuk membongkar secara mandiri tembok pembatas tersebut.

Warga diberi tenggat waktu tujuh hari, atau hingga Kamis (23/10/2025) besok.

"Penerbitan SP1 adalah langkah persuasif, karena lahan itu statusnya milik Pemkot," kata Heru pada Rabu (22/10/2025).

Heru mengatakan, jika SP1 diabaikan, Satpol PP akan melayangkan SP2.

"Apabila langkah persuasif tetap tidak diindahkan, kami akan melakukan gelar perkara melibatkan TNI dan Polri, baru kemudian dilakukan penertiban (pembongkaran paksa)," katanya.

Pemkot Malang bersikukuh proyek ini penting untuk mengurai kemacetan parah di kawasan Jalan Candi Panggung.

Sementara itu, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang mencatat, Jalan Candi Panggung yang menjadi penghubung vital kawasan kampus, kuliner, dan pariwisata itu sudah tidak ideal.

Baca juga: Realisasi KPR Subsidi Kalah dari Banten, Menteri PKP Tegur Pemprov Jatim dan Pemkot Malang

Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra menyampaikan bahwa dengan lebar hanya 6 meter, nilai kejenuhan Jalan Candi Panggung telah mencapai 0,8 hingga 0,9.

"Angka ideal untuk lalu lintas lancar adalah 0,5. Kondisi saat ini sudah sangat padat," ujarnya.

Proyek jalan tembus yang melewati kawasan RW 12, Perumahan Griya Shanta ini telah dimasukkan oleh DPUPR-PKP Kota Malang sebagai prioritas dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) untuk mengatasi titik macet tersebut.

Rencananya, jalur baru selebar 10 meter ini akan dibangun melintasi Jalan Simpang Candi Panggung dan memasuki area PSU di Griya Shanta.

"Lahan itu sangat potensial jadi jalur alternatif untuk mengurangi volume kendaraan di Candi Panggung sekaligus mengurangi beban lalu lintas di Jalan Soekarno-Hatta," kata Widjaja.

Baca juga: Jelang Peluncuran Transjatim Malang Raya, Angkot Akan Dijadikan Feeder dan Rute Disesuaikan

Kendati demikian, tidak semua warga menolak atau mendukung rencana tersebut. Ada warga yang juga pasrah.

Alasannya, terkait status lahan, atau menyadari bahwa prasarana, sarana, dan utilitas umum (PSU) perumahan itu telah diserahkan oleh pengembang kepada Pemkot Malang.

"Kalau saya sih apa yang baik saja, selama nantinya tidak merugikan kami sebagai warga di sini. Toh, statusnya sudah menjadi fasilitas umum (fasum) milik Pemkot. Mau menolak atau mendukung menurut saya sepertinya ya sama saja," ujar seorang warga yang tidak mau disebutkan identitasnya itu.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau