SURABAYA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan adanya hujan dan penurunan suhu di Surabaya minggu ini, namun bukan pertanda memasuki musim penghujan.
Prakirawan cuaca BMKG Kelas I Juanda, Arif Krisna Widadi menerangkan adanya penurunan suhu di Surabaya selama seminggu ke depan berkisar antara 34-36 derajat celcius.
Dengan prakiraan suhu terendahnya antara 26-27 derajat celcius.
“Untuk prakiraan cuaca minggu ini masih ada potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang pada siang atau sore hari,” jelas Arif saat dihubungi Kompas.com, Selasa (21/10/2025).
Baca juga: Ramai Warna Sungai di Surabaya Jadi Merah, DLH Duga dari Limbah Cat
Namun, turunnya hujan sejak Minggu (19/10/2025) kemarin tersebut, ia menuturkan bukan menjadi pertanda memasuki musim penghujan.
“Malah di Surabaya sendiri kami prakirakan mulai memasuki musim hujan antara awal sampai pertengahan November 2025,” tuturnya.
Ia menjelaskan, hujan yang terjadi beberapa hari terakhir karena adanya gangguan atmosfer Rossby yang memasuki wilayah Jawa Timur.
Diketahui, atmosfer atau gelombang Rossby merupakan gelombang atmosfer skala besar yang bergerak ke arah barat dan terbentuk akibat rotasi Bumi
“Jadi adanya hujan beberapa hari terakhir memang karena adanya pergeseran atmosfer bukan sebagai pertanda awal musim hujan,” ujarnya.
Baca juga: Polrestabes Surabaya Menggerebek Pesta Seks Sesama Jenis di Ngagel, Diduga Ada ASN Ikut Serta
Arif mengimbau masyarakat untuk terus menjaga kesehatan tubuh dan waspadai terhadap perubahan cuaca suhu yang, di mana pada siang hari sangat terik, sedangkan malam hari suhu menurun.
“Karena adanya perubahan suhu yang cukup signifikan antara siang dan malam hari biasanya rawan terjangkit penyakit,” imbaunya.
Selain itu, masyarakat juga harus tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang bisa terjadi sewaktu-waktu dengan intensitas hujan sedang hingga lebat disertai dengan angin kencang.
“Karena takutnya dengan adanya cuaca ekstrem seperti ini bisa merobohkan papan-papan reklame maupun pohon-pohon yang tinggi,” pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang