Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien HIV di Sidoarjo Didominasi Pria dan Usia Produktif

Kompas.com, 16 Oktober 2025, 16:19 WIB
Izzatun Najibah,
Icha Rastika

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo mencatat, pasien HVI (human immunodeficiency virus) didominasi oleh pria dan usia produktif.

Belakangan, ramai data diunggah oleh @data.kita yang menunjukkan Kabupaten Sidoarjo menjadi daerah dengan pasien HIV tertinggi di Provinsi Jawa Timur sebanyak 270 kasus.

Plt Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Sidoarjo, dr Lakshmi Herawati Yuantina mengatakan, temuan tersebut tidak dapat dilihat sebatas angka, tetapi melalui skrining atau deteksi dini dari seluruh pihak untuk dapat melakukan penanganan awal bagi pasien HIV di Kabupaten Sidoarjo.

Dinkes Sidoarjo melalui bidang P2P (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) rutin melakukan skrining ke lokasi-lokasi yang dianggap rawan terhadap penularan HIV.

“Untuk lebih teknisnya, tentu tim dari Dinkes yang turun ke beberapa lokasi yang kemungkinan ada kasus-kasus HIV,” kata Lakshmi saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (16/10/2025).

Baca juga: Kasus HIV Sidoarjo Tertinggi di Jatim, Dinkes: Karena Skrining

Kepala Bidang P2P (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) Dinas Kesehatan Sidoarjo, dr Djoko Setijono mengatakan, saat ini pasien HIV di Sidoarjo didominasi pria dan usia produktif.

“Rata-rata usia produktif, kalau remaja paling satu dua, anak sekolah maksudnya. Kalau gender pria yang terbanyak. Kalau pemeriksaan VCT (voluntary counseling and testing), pria kebanyakan,” kata Djoko kepada Kompas.com.

Kendati demikian, pihaknya akan rutin melakukan skrining ke seluruh gender, termasuk trans.

Sebab, menurutnya, dalam beberapa kasus, perempuan cenderung enggan melakukan pemeriksaan karena malu.

“Perempuan biasanya malu untuk periksa dan sebagainya. Kalau tidak merasa sakit tidak akan periksa. Tapi kadang kalau merasakan keluhan mereka ke faskes dan ketemu saat kita skrining,” bebernya.

Untuk mempermudah proses skrining, Dinkes Sidoarjo menggandeng Non-Governmental Organization (GNO), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan komunitas agar mudah melakukan pendekatan.

“Kalau mau ke kelompok trans ya kita masuk ke sana, kita rangkul mereka. Jadi misal mereka malu, teman-teman akan menjangkau, mendampingi atau mengawal mereka,” kata dia. 

Tidak sedikit juga yang memilih datang ke puskesmas atau rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan. Dinkes menjamin privasi setiap pasien selama di faskes.

“Kita tidak membedakan, kita punya ruang privasi, ruang khusus untuk menampung keluhan mereka, memberikan motivasi. Jadi tidak campur dengan pasien lain,” ujarnya.

Baca juga: Banyuwangi Catatkan Peningkatan Kasus Kematian akibat HIV/AIDS, Apa Pemicunya?

Setelah mendapat temuan, pasien akan diberi akses untuk mendapat pengobatan di puskesmas maupun rumah sakit.

Halaman:


Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau