MALANG, KOMPAS.com - Ratusan mobil Volkswagen (VW) dari berbagai tipe dan tahun pembuatan memadati Lapangan Rampal, Kota Malang, dalam gelaran 0341 The Real Indonesia VW Gathering Jilid 3, yang berlangsung sejak Sabtu (11/10/2025) hingga Minggu (12/10/2025).
Namun, dari ratusan mobil yang hadir, dua unit langka terlihat menonjol, yakni VW Karmann Ghia yang memiliki jejak sejarah dengan Presiden Soekarno, dan sebuah VW Kombi Ambulan Palang Merah asli dari era 1960-an.
Ketua Volkswagen Malang, Adi Kurniawan mengatakan, acara ini merupakan ajang temu kangen terbesar bagi para pecinta VW se-Indonesia.
"Ini adalah event VW gathering sesungguhnya, tujuannya mengumpulkan dan mempererat silaturahmi seluruh pecinta VW di Indonesia yang selama ini banyak berkomunikasi via media sosial," kata Adi di lokasi acara, Minggu siang.
Baca juga: Hitung-hitungan Biaya Kepemilikan VW ID.Buzz Selama 5 Tahun
Di antara deretan VW Kodok, Combi, dan Safari, sosok VW Karmann Ghia tampil menonjol dengan desain berjenis coupe atau dua pintu.
Adi menjelaskan, mobil sport klasik ini memiliki nilai historis dan kelangkaan di Indonesia.
"Karmann Ghia pertama kali masuk ke Indonesia dimiliki oleh Bung Karno, dan unit tersebut sekarang masih terawat."
"Kalau tidak salah, diteruskan oleh Bu Megawati. Mobil ini termasuk langka, jumlahnya tidak banyak, mungkin beberapa saja yang punya saat ini," ungkap dia.
Dalam kegiatan ini, hadir dua unit Karmann Ghia dari Surabaya dan Malang.
Menurut Adi, harga untuk sebuah VW Karmann Ghia keluaran sekitar tahun 1960 dalam kondisi terawat kini bisa lebih dari Rp 1 miliar.
Selain Karmann Ghia, sebuah VW Kombi T2 berwarna krem dengan logo Palang Merah turut menjadi pusat perhatian.
Baca juga: VW ID. Buzz, Si Kombi Listrik yang Tetap Klasik (Video)
Kendaraan ini bukan replika, melainkan unit ambulans asli yang didatangkan ke Indonesia sekitar tahun 1967.
"Itu asli ambulans VW Kombi Palang Merah. Dulu, mobil bus mungkin masih sulit, sehingga VW difungsikan sebagai kendaraan darurat," jelas Adi.
Kegiatan ini merupakan edisi ketiga setelah sukses diselenggarakan pada tahun 2016 di tempat yang sama, dan 2018 di Balai Kota Among Tani, Kota Batu.
Namun, Adi menyebutkan, konsep tahun ini berbeda. Jika sebelumnya diisi dengan kegiatan slalom atau promosi wisata, kali ini fokus utamanya adalah sebagai ajang pamer (show off) dan interaksi antarkomunitas.
"Tahun ini kami fokus pada gathering agar mereka bisa me-show off-kan kendaraannya. Perjalanan jauh, bahkan jika ada kendala mesin di jalan, itu menjadi bagian dari cerita yang mereka pamerkan di sini," tutur dia.
Baca juga: Hasil Tes VW ID. Buzz, Rasa Berkendara Sampai Biaya Operasional
Acara ini sukses menarik sekitar 670 kendaraan teregistrasi dari 50 klub VW di seluruh Indonesia, mulai dari peserta terjauh asal Jayapura yang mengirimkan mobilnya melalui jalur laut, hingga perwakilan dari Johor, Malaysia.
Ketika ditanya mengenai tantangan merawat mobil tua VW, Adi memberikan jawaban tegas.
"Tantangannya hanya satu, duit. Selama ada dana, mobil bisa dikembalikan ke kondisi semula. Suku cadang tidak susah didapat karena sudah ada importirnya," cetus dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang