SIDOARJO, KOMPAS.com - Proses evakuasi runtuhan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, memasuki hari kelima.
Dalam perkembangan terbaru, petugas berhasil menemukan sembilan jenazah di lokasi kejadian.
“Laporan terakhir menunjukkan total sembilan korban berhasil diekstrikasi pada hari kelima,” kata Direktur Operasi BNPB, Laksamana TNI Yudhi Bramantyo, pada Sabtu (4/10/2025).
Jenazah terakhir ditemukan di sektor A4 sekitar pukul 23.00 WIB, tetapi identitasnya belum terkonfirmasi.
Baca juga: Simpang Siur Data Santri Hilang Korban Ambruknya Mushala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo
Korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim di Surabaya untuk proses identifikasi.
Yudhi menambahkan, proses evakuasi masih terus berlangsung dengan fokus pembersihan puing di sisi utara bangunan yang tidak terintegrasi dengan struktur utama.
Selain sembilan korban yang ditemukan, satu orang terkonfirmasi selamat dan telah kembali ke rumah, sehingga total korban yang dievakuasi oleh tim SAR gabungan mencapai 27 orang.
Sampai saat ini, total korban runtuhan mushala Al Khoziny mencapai 117 orang, di mana 27 di antaranya berhasil dievakuasi, sedangkan sisanya melakukan evakuasi mandiri.
Dari jumlah tersebut, 14 orang dinyatakan meninggal dunia dan 103 orang selamat, tetapi puluhan lainnya masih dalam pencarian.
Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit, sebelumnya menyatakan bahwa proses evakuasi pengangkatan puing telah mencapai 50 persen.
Alat berat seperti crane dan ekskavator digunakan untuk membersihkan puing, dengan tujuan membuka akses untuk mengevakuasi korban yang masih terjebak.
“Begitu korban terlihat, kita hentikan sementara kemudian dievakuasi. Lalu dilanjutkan lagi,” jelas Nanang.
Di hari kelima evakuasi, Kapolda Jatim Irjen Nanang Avianto juga melakukan kunjungan untuk memantau situasi.
Tim kepolisian tengah melakukan pendataan korban yang dibagi menjadi tiga klaster: santri, pengurus, dan pegawai.
Pengangkatan puing tidak hanya dilakukan oleh tim SAR, tetapi juga melibatkan pakar konstruksi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Nanang meminta publik untuk bersabar terkait penyelidikan lebih lanjut mengenai bencana runtuhnya mushala Ponpes Al Khoziny.
“Mohon bersabar sampai semua korban ditemukan dan pembersihan puing-puing selesai. Ini sedang ditunggu oleh keluarga korban,” pungkasnya.
Baca juga: Pengangkatan Puing Mushala Ponpes Al Khoziny yang Ambruk Capai 50 Persen
Diketahui, mushala yang berfungsi sebagai tempat ibadah tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny ambruk dan menimpa para santri saat mereka sedang melaksanakan shalat ashar pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB.
Berdasarkan analisis tim SAR gabungan, penyebab ambruknya bangunan adalah kegagalan konstruksi akibat ketidakmampuan menahan beban dari kapasitas yang seharusnya.
1. Maulana Ibrahimific (15) warga Bangkalan berdomisili Surabaya
2. Mashudul Haq (14) asal Surabaya
3. Muhammad Sholeh (22) asal Bangka Belitung
4. Rafi Catur Okta Mulya (17) warga Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya
5. Mochammad Agus Ubaidillah (14) warga Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya
6. Mr. X (ditemukan pada berbagai waktu di hari yang sama)
Proses evakuasi dan pencarian korban masih terus dilakukan oleh tim SAR dan pihak berwenang hingga semua korban ditemukan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang