Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengangkatan Puing Mushala Ponpes Al Khoziny yang Ambruk Capai 50 Persen

Kompas.com, 4 Oktober 2025, 07:36 WIB
Izzatun Najibah,
Krisiandi

Tim Redaksi

SIDOARJO, KOMPAS.com - Progres pembersihan dan pengangkatan puing-puing runtuhan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo telah mencapai 50 persen.

Tim SAR gabungan mulai mengangkat struktur bangunan menggunakan alat berat, seperti crane, setelah dinyatakan tidak adanya tanda kehidupan pada Kamis (2/10/2025).

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi pada Jumat (3/10/2025), alat berat tambahan berupa eskavator juga telah diterjunkan.

Puing-puing tersebut diangkut oleh 30 truk secara bergantian.

Baca juga: Tim DVI Minta Wali Santri Serahkan Data Pendukung untuk Identifikasi Jenazah Korban Ponpes Al Khoziny

"Pengangkatan runtuhan sejauh ini sudah 50 persen," ujar Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit, di posko media center lokasi.

Nanang menegaskan bahwa penggunaan alat berat untuk membersihkan puing-puing runtuhan bukan berarti membuang material bangunan.

"Mengangkat puing-puing runtuhan bertujuan untuk membuka akses mengevakuasi korban-korban yang masih berada di bawah runtuhan," jelasnya.

Sebelumnya, tim ahli konstruksi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Muji Himawan, menyebut bahwa elemen bangunan utama yang runtuh berkaitan dengan bangunan di sekelilingnya.

Untuk mengatasi hal ini, tim SAR gabungan telah memotong bagian yang terhubung agar saat proses pengangkatan, bangunan yang terhubung tidak tertarik.

"Dilihat dari atas memang satu dan lainnya saling berkaitan. Setelah bagian atas sudah dikerjakan (diangkat) kemudian dipotong," terangnya.

Setelah koneksi elemen bangunan terpotong dan bagian atas runtuhan dievakuasi, titik-titik keberadaan korban yang sebelumnya hanya teridentifikasi menjadi terlihat.

Baca juga: Saidi Menatap Layar Monitor Berjam-jam Tunggu Kabar Cucunya yang Jadi Korban Ponpes Al Khoziny Ambruk

"Makanya kemudian akses dari sinar matahari segalanya sudah masuk. Sehingga korban sudah mulai terlihat. Kemudian kami bisa mengakses dan mengevakuasi," pungkasnya.

Hari ini, tim SAR gabungan menemukan delapan jenazah dari reruntuhan puing-puing mushala Al-Khoziny.

Seluruh jenazah tersebut belum diketahui identitasnya karena masih dalam proses identifikasi oleh tim DIV Polda Jatim.

Diketahui, bangunan yang difungsikan sebagai mushala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny mengalami ambruk dan menimpa para santri saat sedang melakukan shalat Ashar sekitar pukul 15.00 WIB, pada Senin (29/9/2025).

Baca juga: Simpang Siur Data Santri Hilang Korban Ambruknya Mushala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

Berdasarkan analisis tim SAR gabungan, penyebab ambruknya bangunan mushala Ponpes Al Khoziny adalah kegagalan konstruksi akibat ketidakmampuan menahan beban dari kapasitas seharusnya.

Korban runtuhan mushala Al Khoziny hingga kini berjumlah 116 orang, dengan 26 di antaranya berhasil dievakuasi petugas, sementara sisanya melakukan evakuasi mandiri.

Dari total tersebut, 14 orang dinyatakan meninggal dunia, dan puluhan lainnya masih dalam proses pencarian.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau