Sebab, sejak awal dia membebaskan Arkan mengikuti berbagai kegiatan yang disukainya.
“Sebelumnya juga Arkan sempat mencoba beberapa esktrakurikuler, seperti paduan, suara, tapak suci, band, tapi memang yang paling focus di robotika ini,” kata Weni.
Ia menuturkan, di tengah gempuran perkembangan teknologi digital, robotika dapat menjadi tempat terbaik untuk mengarahkan minat anak-anak terhadap gadget.
Baca juga: Xueba 01, Robot Mahasiswa S3 Pertama yang Sedang Diuji di China
“Kan kadang anak zaman sekarang tuh suka enggak sabar, suka mau yang instan. Nah, mereka jadinya terbantu terstimulasi dengan adanya ekstrakurikuler robotika ini,” terangnya.
Menurutnya, tantangan terbesar sebagai orang tua yakni tetap disiplin dan konsisten dalam membimbing Arkan.
“Apalagi saya mencoba untuk mengikutkan dia berbagai kegiatan, saya enggak maska, seengakya dia pernah mencoba, kalau gak cocok yasudah berhenti saja gak apa,” ujarnya.
Sebab, baginya pengembangan sofyskill seorang anak menjadi modal berharga untuk masa depan mereka nanti.
“Jadi memang softskillnya harus dikuatkan dulu apalagi dengan perkembangan zaman sekarang yang kita enggak tahu berapa puluh tahun lagi pergeserannya akan seperti apa,” ucapnya.
Ia berharap melalui bakat dan minatnya, Arkan dapat menjadi sosok yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
“Kadang orang itu cuek banget dengan kondisi sosial, tapi saya berharap anak-anak saya dengan pembekalan yang dari keluarga kami semoga ke depannya bisa menjadi orang yang bermanfaat untuk sekitar,” tutupnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang