Ini yang dilakukan Arkanevo Alenzo Aliando, bocah kelas VI SD Muhammadiyah 4 Surabaya. Ia berhasil merancang robot sumo hingga meraih gelar juara di kancah internasional.
Pada usianya yang baru 11 tahun, Arkan, sapan akrabnya, berhasil menyabet juara kategori Sumobot 1 Kg dan 3 Kg dalam event Elektronics and Robotics Innovation Competition, di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jakarta.
Tidak hanya itu, ia juga pernah memborong juara autonomus driving firststep U12, juara I Supertim Firststep U12, dan juara III Influencer award dalam Robocup Singapore Open 2024, di Singapura.
Ia menceritakan bahwa sejak kecil sangat suka melihat seseorang yang memainkan drone.
Lalu, saat berada di kelas III SD, Arkan berkesempatan melihat langsung simulasi robot. Sejak saat itu dia memutuskan untuk menggeluti ekstrakurikuler robotika.
Tanpa disangka, di dalam tubuh mungilnya itu tersimpan otak cemerlang yang dapat menghasilkan beragam rancangan robot-robot kreatif.
“Biasanya kalau di luar lomba latihannya itu setiap hari Sabtu, tapi kalau mau persiapan lomba biasanya latihannya bisa nambah seminggu tiga kali,” kata Arkan saat ditemui Kompas.com, Rabu (1/10/2025).
Seperti pada kejuaraannya yang terakhir, Arkan berhasil mengalahkan ratusan peserta dari berbagai usia melalui rancangan robot petarung sumo miliknya.
“Kalau sumo kan biasanya dorong-dorongan, tapi ini beda, dia ada blade-nya tajam di bagian depan untuk dimasukkan ke robot musuh dan didorong sampai robot musuhnya keluar (dari area ring),” jelasnya.
Menurutnya, bagian tersulit dalam lomba robotika bukanlah merancang robot, melainkan meyakinkan diri sendiri untuk menang.
“Jadi tergantung mentalku itu gimana. Kalau mentalku deg-degan, aku ya enggak bakalan bisa menang. Kalau lomba kemarin itu misalnya mentalku belum siap, ya aku pasti kalah,” tuturnya.
Di balik berbagai penghargaan yang ada, Arkan juga pernah harus menghadapi kenyataan tidak bisa ikut tanding karena robot Sumobot 0,5 kg miliknya rusak saat sesi presentasi kepada juri.
“Tapi dari situ aku belajar celahnya di mana, jadi meskipun kalah aku coba lagi dan sekarang ini bisa berhasil,” ujarnya.
Sementara itu, Weni Yuliati, ibu Arkan mengaku pada mulanya tidak mengetahui bahwa putranya memiliki bakat cemerlang di bidang robotika.
Sebab, sejak awal dia membebaskan Arkan mengikuti berbagai kegiatan yang disukainya.
“Sebelumnya juga Arkan sempat mencoba beberapa esktrakurikuler, seperti paduan, suara, tapak suci, band, tapi memang yang paling focus di robotika ini,” kata Weni.
Ia menuturkan, di tengah gempuran perkembangan teknologi digital, robotika dapat menjadi tempat terbaik untuk mengarahkan minat anak-anak terhadap gadget.
“Kan kadang anak zaman sekarang tuh suka enggak sabar, suka mau yang instan. Nah, mereka jadinya terbantu terstimulasi dengan adanya ekstrakurikuler robotika ini,” terangnya.
Menurutnya, tantangan terbesar sebagai orang tua yakni tetap disiplin dan konsisten dalam membimbing Arkan.
“Apalagi saya mencoba untuk mengikutkan dia berbagai kegiatan, saya enggak maska, seengakya dia pernah mencoba, kalau gak cocok yasudah berhenti saja gak apa,” ujarnya.
Sebab, baginya pengembangan sofyskill seorang anak menjadi modal berharga untuk masa depan mereka nanti.
“Jadi memang softskillnya harus dikuatkan dulu apalagi dengan perkembangan zaman sekarang yang kita enggak tahu berapa puluh tahun lagi pergeserannya akan seperti apa,” ucapnya.
Ia berharap melalui bakat dan minatnya, Arkan dapat menjadi sosok yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
“Kadang orang itu cuek banget dengan kondisi sosial, tapi saya berharap anak-anak saya dengan pembekalan yang dari keluarga kami semoga ke depannya bisa menjadi orang yang bermanfaat untuk sekitar,” tutupnya.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/10/02/225642378/arkan-si-mungil-berotak-cemerlang-perancang-robot-sumo-hingga-memborong