Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakai Pewarna Alam, Ferry Sugeng Menduniakan Batik Pasuruan hingga ke Eropa

Kompas.com, 2 Oktober 2025, 11:32 WIB
Moh. Anas,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

PASURUAN, KOMPAS.com - Sudah tidak terhitung berapa lembar batik tulis yang tersebar dari Alam Batik -sebuah rumah kreasi sederhana milik Ferry Sugeng Santoso, warga Dusun Pajaran, Desa Gunting, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. 

Berangkat dari minatnya pada pewarna alam, Ferry mulai membatik pada tahun 2005, sebagai bagian dari upaya mengembangkan usaha dari keluarga. Namun, batik yang dihasilkan kala itu kerap mendapat cibiran.

Baca juga: Gubernur Jatim Khofifah Ajak Generasi Muda Jadikan Batik Sebagai Simbol Gaya Hidup

"Di tahun awal 2005, tidak banyak orang yang tahu perajin batik menggunakan pewarna alam. Karena dinilai tidak menarik dan berbau," ujar Ferry mengawali perbincangannya, Kamis (2/10/2025).

Namun, seiring berjalannya waktu, cibiran itu pun mulai menghilang. Bahkan, di tahun 2007 dia mampu menggandeng sejumlah ahli di bidang pertanian untuk menguji, sekaligus menghasilkan ekstrak warna yang diinginkan.

"Saya tetap konsisten untuk mempertahankan warna itu berbahan alami. Dan itu yang disukai wisatawan asing yang berkunjung di sini," ungkap Ferry.

Baca juga: Kampung Batik Kauman Percontohan Kemandirian Pangan Lewat Sorgum

Pewarna alam yang digunakan dalam kreasi Ferry di antaranya, warna merah dari kulit kayu mahoni, warna kuning dari kayu tegeran, warna biru dari tanaman indigo strubilantes, dan warna jingga dari bixaorelana.

"Semua warna kami budidaya sendiri, terutama indigo strubilantes, kami budidaya satu-satunya di Jawa Timur," kata dia.

Dengan dibantu lima kawannya, batik tulis buatan Alam Batik kini dikenal sebagai produk limited edition. Kata Ferry, hampir tidak ada motif yang sama di setiap lembar batik tulisnya.

"Rata-rata motif khas yang disukai bermotif alam. Ada motif ikan sengkaring banyu biru, bunga sedap malam dan Krisan. Ada juga motif daun sri rejeki, anggrek dan lainnya yang original alam batik," ujar Ferry.

Baca juga: Dukung UMKM, Kampung Wisata Batik Kauman Solo Luncurkan 6 Showroom Bersama Tepat pada Hari Batik

Edukasi

Aktivitas di tempat itu pun tidak melulu soal memproduksi batik. Di rumah tersebut juga ada kegiatan edukasi seni membatik bagi wisata lokal maupun asing.

Di Alam Batik biasa digelar sesi edukasi pembuatan batik berbahan pewarna alam. Mulai dari pengetahuan jenis kain, pembuatan motif, mencanting hingga pencucian.

"Tahun ini, mulai bulan Februari hingga Oktober ada kelompok mahasiswa atau seniman dari luar negeri yang belajar di rumah Alam Batik," cetus dia.

Kunjungan wisatawan dari sejumlah eropa, mulai dari Belanda, Finlandia, Italia, Kanada, Perancis, hingga Jepang dan Korea Selatan, sudah tercatat di sana.

Tak hanya itu, batik kreasi Ferry ini juga pernah menjadi juara I Batik Nasional Tahun 2018 dan pernah ikut pameran internasional di Belanda, Italia, dan Korea Selatan.

Baca juga: Pembatik Kulon Progo Ciptakan Batik Raksasa Bergambar 8 Presiden RI

Lalu, terkait peluang bisnis, batik tulis di mata Ferry, masih sangat menjanjikan untuk dikembangkan, baik di pasar Nusantara maupun internasional.

Dia menyebut, di Alam Batik, batik tulis termurah dibenderol seharga Rp 250.000 per lembar, dan harga termahal mencapai Rp 350 juta.

"Untuk pemberdayaan masyarakat saya lebih tertarik menggandeng anak-anak muda. Berkarya untuk dunia berbekal dari kecerdasan lokal dan warisan budaya, di antaranya melalui batik ini," ungkap Ferry.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau