BANGKALAN, KOMPAS.com - Salah satu korban selamat dari peristiwa ambruknya mushala Pondok Pesantren Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, berasal dari Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.
Kini, korban itu telah dibawa pulang ke Bangkalan.
Korban tersebut adalah Abdul Majid (16), putra kedua Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bangkalan, KH Makki Nasir.
Baca juga: Korban Meninggal Ponpes Al Khoziny Dimakamkan di Bangkalan Dini Hari, Baru 4 Bulan Masuk Pondok
Pria yang akrab disapa Kiai Makki itu mengatakan, ia mendapat kabar peristiwa tersebut kemarin sore dari salah satu kerabatnya di ponpes itu.
"Kemarin sore saya dapat telepon dari salah satu Ning di sana, diberi tahu kalau putra saya selamat. Saya saat itu justru tidak tahu ada kejadian apa. Saya langsung cek grup dan melihat video itu," ujarnya, Selasa (30/9/2025).
Setelah itu, ia meminta istrinya segera datang ke Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo.
Keluarga lalu menjemput Abdul Majid untuk dibawa pulang ke kediaman Kiai Makki di Kelurahan Kemayoran, Kabupaten Bangkalan.
"Saat ini sudah pulang, tapi masih mengalami trauma," ucapnya.
Kiai Makki mengatakan, saat kejadian tersebut terjadi, putranya masih ada di tempat perwuduan yang ada di area mushala itu.
Saat itu, putranya hendak melaksanakan ibadah shalat ashar menyusul santri lain yang sudah ada di dalam mushala.
Baca juga: Khofifah Pastikan Biaya Pengobatan Korban Ponpes Al Khoziny Ditanggung Pemerintah
Tak lama kemudian, putranya mendengar suara hentakan keras dan melihat bangunan yang ada di depannya itu ambruk usai mengambil wudu.
"Jadi kejadiannya pas di depan putra saya. Dia melihat langsung dan berusaha menyelamatkan diri," ucap dia.
Akibat kejadian itu, putranya saat ini masih syok dan trauma.
Pihaknya lalu membawa pulang korban.
"Para santri kini diliburkan untuk dipulihkan psikologisnya," tuturnya.
Ia berharap, kejadian tersebut segera bisa diatasi dan ia mengajak seluruh pihak untuk mendoakan korban, pesantren, pengasuh, serta wali santri.
"Kami sampaikan belasungkawa pada seluruh pihak yang menjadi korban atas musibah tersebut. Mari kita doakan supaya kejadian ini segera bisa teratasi," kata dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang