SUMENEP, KOMPAS.com – Setelah sempat diperpanjang, program imunisasi massal campak atau Outbreak Response Immunization (ORI) di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, akhirnya memenuhi target.
Capaian vaksinasi kini telah menyentuh angka 95 persen dari total sasaran anak yang ditetapkan Kementerian Kesehatan.
Hanya saja, meski pelaksanaan ORI telah selesai, status kejadian luar biasa (KLB) campak di Sumenep belum bisa dicabut.
Baca juga: Capaian Imunisasi Campak Sumenep Belum Merata, Giligenting Tertinggi dan Dungkek Tertinggal
Dinas Kesehatan P2KB menyebut, status itu masih harus dievaluasi selama satu bulan untuk memastikan tidak ada kasus baru yang muncul.
Kepala Dinas Kesehatan P2KB Sumenep, Ellya Fardasyah, mengatakan penentuan pencabutan status KLB sangat bergantung pada tren kasus dalam beberapa pekan ke depan.
Penurunan kasus secara konsisten menjadi syarat utama sebelum status tersebut dicabut.
"Masih dievaluasi sampai 1 bulan," kata Elly.
Baca juga: Pertama Kali, Sejak Dinyatakan KLB Campak, Puskesmas Sumenep Nihil Pasien
“Kalau datanya menurun lalu muncul kasus baru lagi, bisa jadi evaluasinya harus diulang dari awal,” tambahnya.
Elly menjelaskan, penetapan KLB merupakan dasar pelaksanaan ORI. Setelah status itu keluar, Pemkab Sumenep melakukan vaksinasi massal untuk menekan penyebaran.
"Kalau imunisasi tidak akan diperpanjang lagi. Karena sudah 95 persen. Karena sudah terpenuhi," jelasnya.
Dinkes P2KB berharap tren kasus terus membaik agar status KLB bisa dicabut pada bulan depan.
Jika kondisi kembali stabil, maka tahapan penanganan akan beralih pada pemantauan rutin tanpa perlu perpanjangan vaksinasi tambahan.
"Masih menunggu evaluasi, harapannya bisa secara cepat (status KLB)," tutupnya.
Diketahui, pelaksanaan ORI campak di Sumenep dimulai pada 25 Agustus hingga 13 September 2025.
Karena target awal tidak tercapai, kemudian imunisasi massal itu diperpanjang hingga 27 September.
Program ORI digelar menyusul tingginya kasus suspek campak di Sumenep. Dinkes P2KB berharap dengan program ini, lonjakan kasus dapat dicegah dan penyebaran campak bisa ditekan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang