PONOROGO, KOMPAS.com – Nanda (37), seorang ibu rumah tangga di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, terlihat serius memperhatikan monitor gawai yang berada di ujung ruang tunggu pelayanan Kantor Pegadaian Ponorogo.
Sesekali tangannya menggeser tampilan di layar yang memperlihatkan kondisi terkini harga emas dunia.
Dulu, perhiasan ia anggap sebagai tabungan paling aman. Namun, kini pandangannya berubah setelah mengenal tabungan emas Pegadaian.
“Saya merasa lebih aman menabung emas di Pegadaian. Tidak ribet dan harganya dalam jangka panjang itu ada kenaikan,” ujarnya saat ditemui di Kantor Pegadaian Ponorogo, Rabu (24/9/2025).
Baca juga: Cerita Purnomo Berinvestasi Emas di Pegadaian, Terinspirasi dari Kisah Gen-Z
Sebelum memiliki tabungan emas, Nanda mengaku sudah beberapa kali menjadikan emas perhiasannya sebagai penyelamat keluarga dengan menggadai emasnya di Pegadaian.
Meski praktis, namun emas perhiasan berbeda dengan tabungan emas yang dia kenal di Pegadaian.
Dengan sistem gadai emas perhiasan pun dia mengkau masih memiliki untung dibandingkan dengan meminjam uang di bank.
“Bunganya kecil, jadi bisa saya tebus lagi dalam beberapa bulan,” imbuhnya.
Baca juga: Tabungan Emas Jadi Jalan Sederhana Wahyu Aditya Menjaga Keluarga dan Masa Depan
Pengalaman itu membuatnya yakin bahwa emas bukan sekadar perhiasan, melainkan aset yang selalu bisa diandalkan.
Meski menguntungkan, kini Nanda lebih memillih rutin menyisihkan uang belanjanya untuk tabungan emas.
“Kita kan sudah kunci nilai emasnya di awal. Sebagai contoh, saya awalnya ambil 1 gram target 1 tahun, saya hanya menyisihkan uang belanja saya Rp 100.000 perbulan. Saya nyisihkannya kalau ada sisa belanjaan koin Rp 1.000," katanya.
Untuk setoran tabungan emas, Nanda punya cara unik, yaitu menyediakan kaleng di dapur rumah. Setiap ada uang kembalian belanja dari pasar berupa uang receh akan dia tabung di kaleng.
Pada akhir bulan, dia setorkan sebagai tabungan emas.
“Enggak terasa itu kadang bisa setoran dua atau tiga bulan dari uang koin yang kita sisihkan,” terangnya.
Dia mengaku mulai demam mengumpulkan uang koin sisa belanjaan setelah melihat harga emas yang terus nengalami kenaikan setiap tahun. Jika dibandingkan dengan kenaikan tanah, menurutnya kenaikan harga emas jauh di atasnya.