Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Kerahkan Anjing Pelacak K9 Buru Pelaku Pembunuhan di Pacitan, Sang Anak Selamat

Kompas.com, 23 September 2025, 13:44 WIB
Slamet Widodo,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

PACITAN, KOMPAS.com – Pencarian pelaku pembunuhan di Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, semakin intensif.

Setelah dua hari penyisiran oleh TNI-Polri dan ratusan warga, polisi kini melibatkan anjing pelacak dari Satuan K9 Polda Jawa Timur pada Selasa (23/09/2025).

Pelaku yang diburu adalah AS, yang diduga melakukan pembunuhan di Dusun Drono, Desa Temon, Kecamatan Arjosari.

Kapolres Pacitan, AKBP Ayub Diponegoro Azhar, menjelaskan bahwa keterlibatan anjing pelacak diharapkan dapat mempersempit ruang gerak pelaku yang diduga masih bersembunyi di area hutan sekitar desa.

Baca juga: Warga Bantu Polisi Sisir Hutan, Buru Pelaku Pembunuhan di Pacitan

“Sejak Selasa pagi sekitar pukul 08.30 WIB, kami melibatkan satuan K9 dari Polda Jatim untuk mencari keberadaan tersangka pembunuhan,” ujar Kapolres Pacitan Ayub Diponegoro Azhar melalui pesan singkat.

Ayub menambahkan bahwa anjing pelacak K9 telah menjalani pelatihan khusus dan terbukti efektif dalam membantu tugas kepolisian, terutama dalam kasus-kasus yang membutuhkan pelacakan jejak.

Anjing K9 dilatih untuk mendeteksi jejak, sehingga diharapkan bisa mempercepat penangkapan tersangka,” tuturnya.

Hingga saat ini, tim gabungan TNI-Polri bersama masyarakat masih menyisir hutan di sekitar lokasi kejadian.

Aparat juga terus mengimbau warga agar tetap waspada dan segera melapor jika melihat gerak-gerik mencurigakan.

Baca juga: Sakit Hati Eks Istri Nikah Lagi, Pria di Pacitan Habisi Mantan Mertua dan Lukai 4 Orang

“Kami imbau kepada masyarakat, agar segera laporkan bila menemukan tanda-tanda keberadaan pelaku,” tambah Ayub.

Dalam perkembangan terpisah, BM (17), anak dari pelaku AS, ditemukan dalam kondisi selamat setelah sempat hilang dan diduga dibawa kabur ayahnya.

BM kini diamankan di Mapolres dan diperiksa sebagai saksi kunci dalam kasus tersebut.

“Anaknya sudah ditemukan. Tidak disandera, tidak ditawan. Justru kalau tidak melarikan diri ke hutan kemungkinan ikut jadi korban,” ujar Kapolres Pacitan.

Diketahui, AS melakukan penyerangan secara membabi buta ke rumah mantan istri dan keluarganya pada Sabtu (20/09/2025).

Akibat serangan tersebut, Tiwi, mantan mertuanya, tewas akibat luka sayatan di leher, sementara empat korban lain, termasuk mantan istri dan saudaranya, menderita luka serius.

Baca juga: Wawan Bunuh Mantan Istri dan 4 Anggota Keluarganya, Kapolres Pacitan: Pelaku Kabur ke Hutan

Polisi menduga bahwa motif pembunuhan dipicu oleh sakit hati akibat perceraian dan rencana pernikahan kembali mantan istri.

Saat ini, aparat bersama warga masih menyisir hutan lebat di sekitar Desa Temon untuk menangkap pelaku AS.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau