Editor
Ia mengenang sosok korban sebagai siswi yang pintar, baik dengan teman, meski pendiam.
"Terakhir bertemu saat mengumpulkan tugas Kamis lalu," kenangnya sambil menahan tangis.
Novika, bibi korban mengingat Nasha sebagai anak yang pendiam.
"Adik Nasha ini anaknya pendiam, memang tidak banyak omong. Orangnya kalem," kenang Novika sambil menangis.
Ia menjelaskan, terakhir korban dan ibunya mengirim foto selfie sedang berada di Bromo.
"Terakhir memang kirim foto selfie sama ibu saya. Saya lihat. Kirim foto selfie, mbak Yanti sama Nasha itu di Bromo. Itu kabar terakhir," ujarnya.
Baca juga: Perawat RSBS Jember Berpulang Sebelum Dioperasi, Korban Jiwa Kecelakaan Bus di Bromo Bertambah
Korban disebutnya sering pulang ke Bondowoso jika ayah ibunya libur kerja.
Novika menjelaskan Riyanti Elminingtyas dan Heru Sukoco, orangtua korban berdomisili di Desa Tamanan, Bondowoso.
Namun mereka pindah setelah bekerja di Jember.
Karena mereka pendatang di Jember, akhirnya diputuskan korban dimakamkan di Bondowoso.
"Di sana kan pendatang, tidak ada keluarga juga. Akhinya diputuskan dimakamkan di sini," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Sempat Ingin Kuliah di UGM, Teman Sekolah Menangis di Makam Siswi Bondowoso Korban Kecelakaan Bus.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang