SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memberikan pendampingan psikologis kepada dua anak yang dieksploitasi oleh ayahnya agar bisa mendapatkan bantuan.
Kepala DP3APPKB Surabaya, Ida Widayati menduga, korban B (7) dan A (4), warga Kecamatan Tenggilis mengalami gangguan psikis.
Sebab, keduanya dilarang ayahnya, BS, berkomunikasi dengan orang lain.
"Pasti (psikologinya terganggu), selama ini mereka mendapatkan pengasuhan yang tidak benar, kemudian tidak berinteraksi dengan pihak luar," kata Ida saat dikonfirmasi, Jumat (12/9/2025).
Baca juga: Lanal Banyuwangi Selamatkan 11 ABK Korban Eksploitasi Nakhoda KMN Mina Baruna 1
Selain itu, kata Ida, korban B mengalami luka di bagian matanya ketika dievakuasi dari rumahnya pada Kamis (11/9/2025).
Dia menduga anak tersebut baru saja mengalami kekerasan dari ayahnya.
"Secara fisik, pertumbuhannya anak seumurannya itu seharusnya enggak begitu, melas, kasihan banget. Jadi fisik saja tumbuh kembangnya enggak bagus, apalagi secara psikisnya," ucapnya.
"Iya, itu kemarin konsultasi. Kami mencoba (bertanya) kembali, katanya (mata kirinya luka karena) jatuh di kamar mandi. Tapi kami curiganya itu juga KDRT dari bapaknya," ujar dia.
Saat ini, kedua anak tersebut sudah berkumpul dengan kakak pertamanya, BE (16), di sebuah gereja.
Meski demikian, DP3APPKB Surabaya tetap memberikan pendampingan psikologis.
"Anak-anak ini memang terkena psikologinya, kita mendampingi meskipun sudah dibantu (gereja), kita tetap mendampingi untuk memulihkan kembali psikologisnya begitu," ucap Ida.
Baca juga: Ancaman Eksploitasi Anak di Balik Fenomena Kidfluencer dan Tren Sharing-Parenting
Adapun ayah korban sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur.
Pria tersebut harus mendapatkan perawatan karena diduga sudah mengalami depresi.
"Mungkin (ayahnya) depresi ya, karena kalau didatangin tetangganya untuk bisa dibantu, dia malah marah-marah teriak-teriak. Terus perlakuan dengan anaknya juga begitu," katanya.
"Kan ya harus kita benerin, begitu juga kesehatannya enggak bagus. Kemarin dicek, hasil ginjalnya jelek, kemudian darah tinggi, leukosit tinggi, begitu-begitu, jadi biar dirawat dulu," tutur dia.