Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nama Samanhudi Anwar Muncul dalam Penjaringan Calon Ketua PDIP Kota Blitar

Kompas.com, 12 September 2025, 18:08 WIB
Asip Agus Hasani,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com – Nama mantan wali kota Blitar, M Samanhudi Anwar, muncul dalam proses penjaringan calon ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Blitar, Jawa Timur.

Meski pernah tersangkut kasus korupsi dan kasus perampokan rumah dinas Wali Kota Blitar Santoso (2019-2024), Samanhudi mendapatkan dukungan dua dari tiga Pengurus Anak Cabang (PAC) PDIP yang ada di Kota Blitar.

Dari 7 nama yang muncul dalam proses penjaringan, hanya dua nama tokoh PDIP Kota Blitar yang mendapatkan dua dukungan PAC, yakni Samanhudi dan Yudi Meira.

Baca juga: Tanggapi Vonis 2 Tahun Samanhudi, Wali Kota Blitar: Sudah Adil atau Tidak?

Yudi adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Blitar dengan perolehan suara terbanyak dalam Pemilu legislatif 2024.

Ketua DPC PDIP Kota Blitar, Syahrul Alim mengakui bahwa pengaruh Samanhudi masih kuat di kalangan kader PDIP dan warga Kota Blitar.

“Saya kira wajar kalau muncul (nama) Pak Samanhudi. Bagaimana pun beliau pernah menjadi ketua DPC PDIP (Kota Blitar) dua periode. Wali Kota Blitar juga dua periode,” ujar Syahrul kepada Kompas.com, Jumat (12/9/2025).

Baca juga: Wali Kota Blitar Tolak Komentari JPU soal Samanhudi Otak Perampokan

Masih kuatnya pengaruh Samanhudi, kata Syahrul, dapat dimaklumi karena selama ini jajaran pengurus PDIP termasuk di tingkat kecamatan (PAC) masih terus menjaga komunikasi dengan kader senior, termasuk Samanhudi.

Dalam proses penjaringan calon ketua DPC yang berlangsung pekan lalu, setiap PAC diminta menyetor tiga nama calon.

Kata Syahrul, PAC Sananwetan menyetor nama Samanhudi, Yudi Meira, dan Sukarji. PAC Kepanjenkidul dengan Yudi Meira, Sudarwati, dan Sutanto. Sedangkan PAC Sukorejo menyetor nama Nur Ali, Samanhudi dan nama dirinya, Syahrul Alim.

Syahrul menolak berkomentar tentang riwayat Samanhudi yang pernah dipidana dalam kasus korupsi dan kasus perampokan rumah dinas wali kota.

“Dari tujuh nama yang terjaring ini kami kirimkan ke DPD (Dewan Pimpinan Daerah) Jawa Timur. Siapa yang akan ditetapkan sebagai ketua DPC yang baru, sepenuhnya menjadi kewenangan DPP (Dewan Pimpinan Pusat) PDIP,” ujar pria 53 tahun yang juga duduk sebagai ketua DPRD Kota Blitar itu.

Samanhudi sendiri telah merespons kemunculan namanya dalam proses penjaringan calon ketua DPC PDIP Kota Blitar dengan mengatakan kesiapannya jika dipercaya kembali menduduki kursi ketua PDIP Kota Blitar.

Kata Samanhudi, dirinya siap mengembalikan kejayaan PDIP Kota Blitar yang untuk pertama kalinya dalam 24 tahun terakhir kalah dalam perebutan kursi wali kota Blitar dan perolehan kursi legislatifnya berkurang dua kursi dibandingkan pemilu sebelumnya.

Pasangan Syauqul Muhibbin – Elim Tyu Samba berhasil mengalahkan pasangan yang diusung PDIP, Bambang Rianto – Bayu Setyo Kuncoro dalam Pilkada Kota Blitar 2024.

Kota dan Kabupaten Blitar merupakan daerah dengan perolehan suara PDIP selalu mendominasi dalam Pemilu yang diselenggarakan paska gerakan reformasi 1998.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Surabaya
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Surabaya
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Surabaya
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Surabaya
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Surabaya
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Surabaya
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
Surabaya
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Surabaya
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
Surabaya
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Surabaya
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Surabaya
Kuasa Hukum: Korban Pencabulan Sempat Akan Akhiri Hidup, Namun Justru Diintimidasi Ponpes
Kuasa Hukum: Korban Pencabulan Sempat Akan Akhiri Hidup, Namun Justru Diintimidasi Ponpes
Surabaya
Kapolres Pacitan Ungkap Asal Uang Kakek Tarman yang Bagikan Rp 100.000 ke Tiap Tamu Saat Resepsi
Kapolres Pacitan Ungkap Asal Uang Kakek Tarman yang Bagikan Rp 100.000 ke Tiap Tamu Saat Resepsi
Surabaya
Upaya Mitigasi, BPBD Surabaya Edukasi Warga Terkait Bencana
Upaya Mitigasi, BPBD Surabaya Edukasi Warga Terkait Bencana
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau