Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Desa di Bojonegoro Diserbu Koloni Lalat, Warga Resah dan Jijik

Kompas.com, 12 September 2025, 11:48 WIB
Hamim,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

BOJONEGORO, KOMPAS.com - Sejumlah desa di Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengalami serbuan koloni lalat yang sangat banyak dan menjijikkan sejak seminggu lalu.

Keberadaan lalat yang mengganggu aktivitas warga diduga berasal dari kandang ayam di Dusun Pipitan, Desa Pasinan.

Astutik, seorang warga setempat, mengungkapkan bahwa lalat muncul di setiap rumah dan tempat lainnya dengan jumlah yang sangat banyak.

"Hampir setiap sudut rumah diserbu lalat, ke mana-mana dikerubuti lalat. Bahkan, makanan baru ditaruh sudah dikerubuti juga, rasanya jijik," ujar Astutik kepada Kompas.com, Jumat (12/9/2025).

Baca juga: Ada Ulat hingga Telur Lalat di Piring MBG, Dinas Kesehatan Bantul Sidak SPPG Sewon

Warga lainnya, Ahmad, juga menambahkan bahwa keberadaan lalat yang berjumlah sangat banyak di pemukiman warga kemungkinan besar disebabkan kandang ayam yang tidak bersih.

"Kemungkinan besar dampak dari keberadaan kandang ayam yang tidak bersih, sehingga muncul banyak lalat," kata Ahmad.

Sejumlah warga telah melakukan protes dengan mendatangi kandang ayam yang diduga menjadi sarang lalat tersebut.

"Kemarin, warga ramai-ramai mendatangi kandang ayam yang diduga jadi sarang lalat, mereka protes ke pemilik kandang ayam," kata Ahmad.

Kapolsek Baureno, Iptu M Soleh, membenarkan adanya keluhan dari warga terkait serbuan lalat.

Sejumlah warga mendatangi kandang ayam yang diduga menjadi sarang lalat yang menjijikkan dan mengganggu aktivitas warga di tiga desa yaitu Desa Pasinan, Karangdayu, dan Kauman, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Rabu (10/9/2025).KOMPAS.COM/AHMAD Sejumlah warga mendatangi kandang ayam yang diduga menjadi sarang lalat yang menjijikkan dan mengganggu aktivitas warga di tiga desa yaitu Desa Pasinan, Karangdayu, dan Kauman, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Rabu (10/9/2025).

Menurutnya, terdapat tiga desa yang warganya mengeluhkan keberadaan lalat tersebut, yaitu Desa Pasinan, Desa Kauman, dan Desa Karangdayu.

Pihak kepolisian dan kecamatan telah melakukan pengecekan di lokasi untuk memastikan keberadaan sarang lalat.

Hasil pengecekan menunjukkan bahwa terdapat empat kandang ayam yang dalam kondisi kosong setelah panen dan belum dibersihkan, sehingga menimbulkan bau menyengat dan menjadi sarang lalat.

"Sebagian besar kandang ayam sudah kosong, tetapi belum dibersihkan kotorannya usai panen, sehingga jadi sarang lalat," jelas Soleh.

Baca juga: Ingin Basmi Lalat Pikat yang Hisap Darah Ternak, Lansia Ini Malah Merugi Rp 1,5 Juta

Pihak pengelola kandang ayam telah diminta segera membersihkan kotoran ayam tersebut agar tidak menimbulkan bau menyengat dan mengganggu aktivitas warga lainnya.

Camat Baureno, Dery Aprilianto, menyampaikan bahwa pihaknya bersama Dinas Lingkungan Hidup serta Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro telah melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke lokasi.

Namun, saat tiba di lokasi, pihaknya tidak dapat bertemu dengan pemilik kandang ayam, yang sedang melakukan perjalanan umrah.

"Rencana nanti akan kami panggil untuk klarifikasi bersama warga terdampak," kata Dery Aprilianto.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau