Kata Sahid, pada tahun-tahun sebelumnya, para penonton cenderung berdiri sambil menikmati pertunjukan.
Namun, tahun ini, mereka lebih banyak yang duduk dan ternyata disebelahnya ada minuman keras.
"Jadi kalau karnaval tahun-tahun dulu banyak masyarakat itu berdiri, ya nontonnya berdiri, tapi sekarang ini kayak duduk semua dengan camilan-camilan, ternyata di sebelahnya itu pasti minuman arak ini, khususnya anak-anak muda loh ya," ungkapnya.
Baca juga: Anomali Sound Horeg, Kini Muncul Sound Bisu di Banyuwangi
Sahid menyayangkan, acara karnaval desa yang seharusnya berlangsung meriah harus dinodai dengan adanya peredaran minuman keras.
"Tapi kami sayangkan ya tadi dengan dinodai dengan penjual-penjual arak yang dari Bali ini, dan alhamdulillah dengan sikapnya aparat, Khususnya kami sendiri bisa membuktikan kepada masyarakat bahwa ini loh, kami berupaya untuk bisa biar tidak dikatakan lepas tanggung jawab ketika ada kegiatan," pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, Kompas.com masih menunggu pernyataan dari pihak kepolisian.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang