LUMAJANG, KOMPAS.com - Kegiatan karnaval sound horeg dalam rangka peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Bades, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, diwarnai peredaran minuman keras.
Hal ini, sampai membuat Kepala Desa Bades, Sahid, mengamuk di tengah-tengah pertunjukan.
Momen Sahid mengamuk dan menangkap penjual miras itu viral di media sosial Facebook.
Sahid menerangkan, karnaval sound horeg digelar di desanya pada Sabtu (6/9/2025) malam.
Baca juga: Teknisi Sound Horeg Tewas Tersengat Listrik Saat Karnaval di Banyuwangi
Kala itu, ia yang tengah berkeliling untuk memastikan karnaval berjalan lancar tiba-tiba menemukan penjual minuman keras.
Sontak, ia langsung mengambil microphone milik peserta karnaval dan mengumumkan kepada warga untuk tidak membeli minuman keras.
Tak hanya itu, Sahid juga memarahi penjual minuman keras sambil mengamankannya ke petugas kepolisian yang tengah melakukan penjagaan.
"Saya juga enggak tahu kalau viral, kebetulan pada malam hari itu banyak penjual miras ini beredar," kata Sahid kepada Kompas.com, Senin (8/9/2025).
Baca juga: Tidak Kantongi Izin, 15 Truk Pengangkut Sound Horeg di Blitar Ditilang
Sahid menerangkan, malam saat pertunjukan sound horeg itu ada empat penjual minuman keras yang diamankannya.
"Dan kebetulan malam itu ada empat pelaku penjual miras khususnya arak dari Bali yang kita amankan," terangnya.
Menurut Sahid, para penjual miras di karnaval sound horeg ini menjual dagangannya secara terang-terangan.
Tidak hanya khusus menjual minuman keras, kata Sahid, para pelaku kadang menyisipkannya pada pedagang kaki lima saat karnaval.
"Kalau saya amati langsung di lapangan, kayaknya ini memang sengaja. Jadi ketika ada salah satu desa ada kegiatan karnaval, ini kayaknya ada agen-agen tertentu untuk mensuplai dari Bali arak ini," ujar Sahid.
Baca juga: Genteng Warga di Kediri Rontok Akibat Sound Horeg, Satgas Evaluasi Gelaran Pawai
"Jadi ya jualnya terang-terangan. Bahkan seperti pedagang kaki lima biasanya," lanjutnya.
Menurut Sahid, tingkah laku penonton karnaval sound horeg tahun ini juga berbeda dari tahun sebelumnya.
Kata Sahid, pada tahun-tahun sebelumnya, para penonton cenderung berdiri sambil menikmati pertunjukan.
Namun, tahun ini, mereka lebih banyak yang duduk dan ternyata disebelahnya ada minuman keras.
"Jadi kalau karnaval tahun-tahun dulu banyak masyarakat itu berdiri, ya nontonnya berdiri, tapi sekarang ini kayak duduk semua dengan camilan-camilan, ternyata di sebelahnya itu pasti minuman arak ini, khususnya anak-anak muda loh ya," ungkapnya.
Baca juga: Anomali Sound Horeg, Kini Muncul Sound Bisu di Banyuwangi
Sahid menyayangkan, acara karnaval desa yang seharusnya berlangsung meriah harus dinodai dengan adanya peredaran minuman keras.
"Tapi kami sayangkan ya tadi dengan dinodai dengan penjual-penjual arak yang dari Bali ini, dan alhamdulillah dengan sikapnya aparat, Khususnya kami sendiri bisa membuktikan kepada masyarakat bahwa ini loh, kami berupaya untuk bisa biar tidak dikatakan lepas tanggung jawab ketika ada kegiatan," pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, Kompas.com masih menunggu pernyataan dari pihak kepolisian.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang