Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eri Cahyadi Beri Modal untuk Pedagang di Polsek Tegalsari yang Jadi Korban Penjarahan

Kompas.com, 4 September 2025, 20:36 WIB
Bilal Ramadhan

Editor

SURABAYA, KOMPAS.com - Saat kejadian kerusuhan disertai aksi penjarahan di Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim) pada Sabtu (30/8/2025) malam, pedagang UMKM di sekitar Polsek Tegalsari turut menjadi korban.

Dalam peristiwa tersebut, sejumlah pedagang yang biasanya berjualan di halaman belakang kantor Polsek Tegalsari, mengaku kehilangan beberapa barang.

Tak hanya peralatan memasak, namun juga sejumlah alat elektronik.

Saat kejadian, masing-masing pedagang sebenarnya telah menutup lapaknya. Selain karena beberapa lapak buka saat siang hari, ada pula yang menutup warung lebih awal, karena kondisi unjuk rasa yang besar.

"Saya nggak tahu kalau ada kebakaran, karena kejadiannya malam. Tahu-tahu waktu paginya, semua sudah hangus," kata penjual rujak cingur di kawasan tersebut, Endah.

Baca juga: Soal Pembangunan Ulang Polsek Tegalsari, Eri Cahyadi Tunggu Rekomendasi Tim Cagar Budaya

Tak hanya Endah, ada sekitar 7 lapak lainnya yang bernasib sama.

Mereka menjual berbagai makanan. Ada yang buka hanya saat siang hari, ada pula yang sampai tengah malam.

"Kalau warung saya biasanya sampai jam 11 malam. Saya pagi sampai siang, bapaknya siang sampai malam. Karena ada itu situasi yang kayak gitu, disuruh tutup. Tutup aja dulu," timpal pedagang lainnya, Yuni.

Lapak Yuni penuh dengan bahan makanan. Siang hari sebelumnya, dia baru saja berbelanja untuk keperluan berdagang keesokan harinya.

"Pokoknya, ada kekhawatiran kalau nggak aman. Tapi nggak ngerti kalau sampai dibakar. Seandainya ngerti, ya diringkesin. Padahal habis kulakan, dipenuhi, karena besoknya bisa jualan," ujar perempuan yang sehari-hari berjualan penyetan dan warung kopi tersebut.

Baca juga: 26 Pelajar Surabaya Ditangkap Saat Aksi Demo, Eri Cahyadi Akan Terapkan Kembali Jam Malam

Nasib lebih naas dialami oleh pedagang nasi padang, Antok.

Selain menyimpan elpiji dan kompor, di lapaknya, Antok menyimpan beberapa alat elektronik seperti laptop dan handphone (hape).

Setali tiga uang dengan pedagang lainnya, semua barang milik Antok raib.

"Ada laptop, hape, terus uang tunai. Hilang dijarah. Jadi kelihatan di kamera *(CCTV) bahwa di toko itu ada yang bawa kompor, ada bawa dispenser, tempat nasi, sampai tong sampah aja dibawa," tutur Antok.

Ditaksir, kerugian para pedagang mencapai jutaan rupiah.

Selain kehilangan berbagai barang, mereka juga belum memiliki tempat jualan yang baru, usai tempat berjualan hangus dibakar orang tak dikenal.

Mereka menyesalkan kejadian tersebut. Sebagai pedagang UMKM, mereka turut menjadi korban.

"Bukan (pelaku) demo itu. Itu maling. Kalau ada demo kan ya wajar. Tetapi, nggak sampai malam-malam, apalagi sampai ada penjarahan. Sewajarnya demo lah. Demo yang wajar-wajar aja lah gitu. Jangan sampai menjarah gitu. Kalau malam bukan berdemo, itu penjarahan," kata salah seorang pedagang menyesalkan.

Baca juga: Eri Cahyadi Menitikkan Air Mata Mengenang Perusakan di Surabaya

Mengetahui hal tersebut, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi atau Cak Eri turun tangan memberikan bantuan.

Para pedagang itu, kemudian dipanggil ke Balai Kota, Kamis (4/9/2025).

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyerahkan sejumlah bantuan. Di antaranya, modal usaha berupa uang tunai, gerobak jualan hingga lapak di sentra wisata kuliner (SWK) untuk membantu meringankan duka para pedagang.

Cak Eri, ingin para pedagang kembali berusaha.

"Mereka membuka warung untuk menyambung hidup, menggerakkan ekonomi beliau-beliaunya. Ternyata pas kejadian (kerusuhan), tempatnya beliau dibakar semua," ujar Cak Eri saat ditemui di sela penyerahan bantuan tersebut.

"Tapi sebelum dibakar, barangnya diambil semua. Iki berarti sudah tidak benar. Karena apa? Karena beliau menyambung hidup. Berjuang untuk keluarganya. Ternyata diambil barangnya," ucap Cak Eri.

Baca juga: Pencurian Pot-pot di Tengah Aksi di Surabaya, Wali Kota Eri Cahyadi Beri Tanggapan Santai

Bantuan permodalan dari Pemkot Surabaya, diharapkan dapat menjadi penyemangat untuk memulai usaha kembali.

Kepada warga Surabaya, Cak Eri berpesan, agar bersama-sama menjaga kota.

"Makanya ini menjadi pengingat buat kita semua. Ayo warga Surabaya tambah guyub, tambah rukun. Kalau ada yang anarkis, ada yang mengambil barang, wong Surabaya kudu bersatu, kudu metu (orang Surabaya harus bersatu dan berani berangkat), ayo Jogo Surabaya," tutur politisi PDI Perjuangan ini.

"Insya Allah, kami akan menempatkan beliau-beliaunya di tempat SWK yang ada di sekitar Tegalsari, atau tempat tinggal beliau-beliaunya. Sehingga, beliau bisa berjualan kembali," tambahnya.

Cak Eri memastikan, Pemkot Surabaya akan melindungi pelaku UMKM. Bagaimana pun, UMKM menjadi salah satu pilar perekonomian Kota Surabaya.

"Yang penting mereka bisa meneruskan perjuangan, beliau bisa menggerakkan ekonomi, beliau bisa berjualan kembali. Saya berharap warga Surabaya sing dodolan ayo dodolan maneh (warga Surabaya yang jualan ayo berjualan lagi)," ajak Cak Eri.

Baca juga: Eri Cahyadi Respons Aksi Solidaritas Ojol Dilindas Mobil Brimob di Gedung Grahadi Surabaya

Peristiwa perusakan terjadi pasca aksi unjuk rasa pada Sabtu (30/8/2025) malam. Saat itu, terjadi pembakaran bangunan cagar budaya Gedung Negara Grahadi dan Polsek Tegalsari, yang dilakukan orang tak dikenal.

Peristiwa tersebut, berlangsung setelah aksi unjuk rasa di Jalan Gubernur Suryo, dibubarkan aparat.

Di Polsek Tegalsari, sejumlah oknum tak dikenal tampak berusaha menjarah beberapa benda, di sela aksi membakar bangunan.

Di antara yang dijarah adalah area pagar sisi timur halaman markas, foto Presiden Prabowo, besi pada bagian atas pagar beton halaman markas, mesin dispenser hingga gas elpiji.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Cak Eri Beri Modal Pedagang Kantin Polsek Tegalsari Surabaya yang Jadi Korban Penjarahan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Surabaya
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Surabaya
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Surabaya
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Surabaya
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Surabaya
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Surabaya
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
Surabaya
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Surabaya
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
Surabaya
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau