Editor
SURABAYA, KOMPAS.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku dirinya menjadi orang yang paling sedih atas aksi demonstrasi yang mengakibatkan terbakarnya Gedung Negara Grahadi akhir pekan lalu.
Ia mengaku sangat sedih dan prihatin lantaran Gedung Grahadi yang dibakar massa adalah gedung cagar budaya yang tak ternilai.
Diperbaiki pun tak menjamin akan persis sama seperti semula.
“Saya mungkin menjadi orang yang paling sedih terhadap pembakaran cagar budaya di Grahadi,” kata Khofifah usai acara apel dan doa bersama di Mapolda Jawa Timur, Selasa (2/9/2025).
Baca juga: Kapolda Jatim: 89 Orang Diduga Terlibat Pembakaran Gedung Grahadi dan Polsek Tegalsari Diamankan
“Saya rasa kita semua sedih. Ini merupakan anarkisme yang muncul dari rangkaian aksi beberapa hari yang yang lalu. Silahkan menyampaikan pendapat, silahkan menyampaikan pikiran, silahkan menyampaikan rekomendasi, tapi lakukan dengan baik,” imbuh Khofifah.
Ia menyebutkan setiap hari Kamis, di depan Gedung Negara Grahadi selalu ada aksi rutin yang disampaikan oleh sejumlah kelompok masyarakat.
Dan itu dilakukan dengan tertib dan tidak dilarang ataupun dihalang-halangi.
Namun, dalam aksi kemarin, dikatakan Khofifah, bentuk penyampaikan pendapat yang kurang baik.
Baca juga: Polda Jatim Dalami Sosok Pria Berjaket Ojol yang Viral Saat Pembakaran Gedung Grahadi
Bahkan sampai melakukan pembakaran pada bangunan cagar budaya dengan menggunakan molotov.
Perbaikan Gedung Negara Grahadi yang terbakar dan rusak, dilakukan setelah proses penyelidikan oleh tim kepolisian usai.
Dan pihak Pemprov Jawa Timur juga sudah mendapatkan acuan untuk perbaikan gedung Grahadi sesuai dengan arsitektur aslinya.
Akan tetapi menurutnya perbaikan nantinya cukup sulit untuk membuat sama persis dengan aslinya.
“Alhamdulillah 2 hari yang lalu kita sudah menemukan basis arsitekturnya. Kita dapat dari arsip perpustakaan Jawa Timur. Untuk bangunannya bisa diperbaiki tapi relief dinding memang tidak bisa dijamin sama dengan aslinya,” ujar Khofifah.
Baca juga: Bunker Tegalsari, Jejak Perang Dunia II Ikut Rusak, Cagar Budaya di Surabaya Selain Gedung Grahadi
“Untuk bisa seperti semula itu tidak mudah karena bagaimana arsitektur yang menghiasi sisi sisi dinding dan seterusnya itu sangat khas,” imbuhnya.
Pihaknya berharap ke depan kualitas demokrasi Jawa Timur bisa meningkat dengan cara beretika, tertib dan tak mencederai masyarakat yang lain.
Tidak anarkistis dan tidak merusak fasilitas umum.
“Mahasiswa sudah memastikan itu bukan mereka, pun begitu juga ojol. Mereka memastikan itu bukan bagian dari mereka. Tapi yang menyusupi sebetulnya mereka yang berkeinginan ada hal lain maka kita harus waspada,” pungkas Khofifah.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Gubernur Jatim Khofifah : Relief Gedung Grahadi Tak Bisa Sama Seperti Semula.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang