Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pastikan Kondisi Kota Aman Setelah Gedung DPRD Dijarah, Wali Kota Madiun Keliling

Kompas.com, 2 September 2025, 08:37 WIB
Muhlis Al Alawi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com - Wali Kota Madiun, Maidi bersama kepala organisasi perangkat daerah, berkeliling memantau tempat-tempat keramaian yang didatangi banyak orang, Senin (1/9/2025) malam.

Pemantauan dilakukan untuk memastikan tempat-tempat keramaian aman setelah insiden perusakan dan penjarahan yang terjadi di DPRD Kota Madiun.

Kantor DPRD Kota Madiun dirusak dan dijarah isinya setelah kericuhan terjadi di tengah unjuk rasa menuntut keadilan atas kematian pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, Sabtu (30/8/2025).

Sebelum berkeliling ke tempat-tempat keramaian, Maidi memimpin apel pengamanan yang diikuti camat, lurah, organisasi perangkat daerah (OPD), TNI, Polri, hingga Satpol PP.

Baca juga: 4 Terduga Pelaku Perusakan Kantor DPRD Kota Madiun Dipulangkan

Beberapa tempat keramaian yang dipantau, mulai dari Jalan Pahlawan, Alun-Alun, Stadion Wilis, Gedung DPRD, Jalan Baru, Lapangan Gulun, hingga Bantaran Sungai Bengawan Madiun.

Saat berada di Lapangan Gulun, Wali Kota Madiun menemui warga untuk menanyakan perihal kondisi keamanan usai aksi unjuk rasa yang berujung ricuh di Kantor DPRD Kota Madiun akhir pekan lalu.

Warga yang ditemui mengaku kondisi tempat keramaian masih aman, terbukti dengan masih banyaknya masyarakat yang datang ke tempat-tempat keramaian.

Maidi menyatakan bahwa pengecekan tempat-tempat keramaian dilakukan untuk memastikan kondisi Kota Madiun aman dan kondusif.

Ia juga memerintahkan camat bersama lurah untuk berkeliling ke masing-masing wilayahnya.

“Kami ingin memastikan Kota Madiun kondusif dan aman. Untuk itu kami turun mengecek kondisi tempat-tempat keramaian di Kota Madiun. Sementara camat dan lurah mengecek siskamling di kelurahan masing-masing,” kata Maidi.

Bagi Maidi, pengecekan ke lapangan juga merupakan bagian perlindungan kepada masyarakat.

Baca juga: Sempat Ditutup, DPRD Kota Madiun Dibuka Kembali Besok

Melalui pengecekan itu, dia akan mengetahui kondisi riil di lapangan setelah terjadinya insiden penjarahan dan perusakan Kantor DPRD Kota Madiun.

“Kami tidak hanya memerintah tetapi juga turun semuanya. Untuk itu kami ingin menyapa warga di kelurahan masing-masing. Dengan memastikan kondisi kota yang aman, maka kami juga melindungi masyarakat,” tutur Maidi.

Saat bertemu warga, Maidi meminta agar warga tidak mudah terhasut untuk melakukan tindakan melanggar hukum.

Selain itu, Maidi mengimbau warga mengabaikan isu yang tidak jelas untuk menjaga Kota Madiun tetap aman.

“Kalau ada berita yang tidak resmi, jangan sampai terbawa hasutan dan provokasi. Maka dengan kondisi ini kami hadir di tengah masyarakat semuanya. Masyarakat akan lega, ternyata ada isu seperti itu dan kami turun ke bawah memberikan informasi yang jelas,” kata dia. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Surabaya
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Surabaya
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Surabaya
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Surabaya
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Surabaya
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau