Salin Artikel

Pastikan Kondisi Kota Aman Setelah Gedung DPRD Dijarah, Wali Kota Madiun Keliling

Pemantauan dilakukan untuk memastikan tempat-tempat keramaian aman setelah insiden perusakan dan penjarahan yang terjadi di DPRD Kota Madiun.

Kantor DPRD Kota Madiun dirusak dan dijarah isinya setelah kericuhan terjadi di tengah unjuk rasa menuntut keadilan atas kematian pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, Sabtu (30/8/2025).

Sebelum berkeliling ke tempat-tempat keramaian, Maidi memimpin apel pengamanan yang diikuti camat, lurah, organisasi perangkat daerah (OPD), TNI, Polri, hingga Satpol PP.

Beberapa tempat keramaian yang dipantau, mulai dari Jalan Pahlawan, Alun-Alun, Stadion Wilis, Gedung DPRD, Jalan Baru, Lapangan Gulun, hingga Bantaran Sungai Bengawan Madiun.

Saat berada di Lapangan Gulun, Wali Kota Madiun menemui warga untuk menanyakan perihal kondisi keamanan usai aksi unjuk rasa yang berujung ricuh di Kantor DPRD Kota Madiun akhir pekan lalu.

Warga yang ditemui mengaku kondisi tempat keramaian masih aman, terbukti dengan masih banyaknya masyarakat yang datang ke tempat-tempat keramaian.

Maidi menyatakan bahwa pengecekan tempat-tempat keramaian dilakukan untuk memastikan kondisi Kota Madiun aman dan kondusif.

Ia juga memerintahkan camat bersama lurah untuk berkeliling ke masing-masing wilayahnya.

“Kami ingin memastikan Kota Madiun kondusif dan aman. Untuk itu kami turun mengecek kondisi tempat-tempat keramaian di Kota Madiun. Sementara camat dan lurah mengecek siskamling di kelurahan masing-masing,” kata Maidi.

Bagi Maidi, pengecekan ke lapangan juga merupakan bagian perlindungan kepada masyarakat.

Melalui pengecekan itu, dia akan mengetahui kondisi riil di lapangan setelah terjadinya insiden penjarahan dan perusakan Kantor DPRD Kota Madiun.

“Kami tidak hanya memerintah tetapi juga turun semuanya. Untuk itu kami ingin menyapa warga di kelurahan masing-masing. Dengan memastikan kondisi kota yang aman, maka kami juga melindungi masyarakat,” tutur Maidi.

Saat bertemu warga, Maidi meminta agar warga tidak mudah terhasut untuk melakukan tindakan melanggar hukum.

Selain itu, Maidi mengimbau warga mengabaikan isu yang tidak jelas untuk menjaga Kota Madiun tetap aman.

“Kalau ada berita yang tidak resmi, jangan sampai terbawa hasutan dan provokasi. Maka dengan kondisi ini kami hadir di tengah masyarakat semuanya. Masyarakat akan lega, ternyata ada isu seperti itu dan kami turun ke bawah memberikan informasi yang jelas,” kata dia. 

https://surabaya.kompas.com/read/2025/09/02/083734278/pastikan-kondisi-kota-aman-setelah-gedung-dprd-dijarah-wali-kota-madiun

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com