Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kades Geger Jadi Tersangka Kasus Pembacokan, Ini Respons Wabup Bangkalan

Kompas.com, 29 Agustus 2025, 07:17 WIB
Yulian Isna Sri Astuti,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BANGKALAN, KOMPAS.com - Kepala Desa Geger, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, berinisial BD, telah ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus pembacokan yang terjadi antara BS (55) dan MDH (23).

Wakil Bupati Bangkalan, Moch Fauzan Ja'far mengatakan, pihaknya memasrahkan proses hukum tersebut kepada pihak berwajib. Ia juga berharap, proses hukum tersebut bisa berjalan dengan baik.

"Kami harap proses hukum juga mengedepankan asas praduga tak bersalah," jelasnya, Jumat (29/8/2025).

Baca juga: Diduga Dalang Aksi Pembacokan tapi Kades Geger Tak Ditahan, Kubu Lawan Kecewa

Pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) setempat untuk mengetahui mekanisme yang akan dilakukan jika kasus BD telah inkrah.

Namun, ia belum mengetahui sanksi apa yang akan diterapkan nantinya.

"Kita akan koordinasikan dengan DPMD regulasinya seperti apa, mekanismenya seperti apa, apakah di PAW atau tidak," jelasnya.

Baca juga: Jadi Tersangka Bentrok Berdarah di Bangkalan, Berkas Kades Geger Dilimpahkan ke Kejari

Selain itu, pihaknya juga akan memasrahkan hal tersebut pada Badan Permusyawatan Desa (BPD) untuk melanjutkan proses pemerintahan di desa tersebut.

"Di sana ada BPD, ya kita pasrahkan ke mereka karena mereka yang jauh lebih tahu kondisi di desa seperti apa," pungkasnya.

Sebelumnya, aksi pembacokan dilakukan oleh dua pria, yakni antara BS (55) dan MDH (23), warga Desa Geger, Kecamatan Geger, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.

Pembacokan terjadi setelah keduanya cekcok akibat salah paham usai diklakson BD saat macet di jalan.

Kesalahpahaman itu bermula saat Kades Geger, BD hendak pulang dari hajatan. Di tengah jalan, kondisi jalan macet.

Di saat macet itulah, BD hendak menyapa teman yang ada di depan kendaraan miliknya. Namun, bunyi klakson itu membuat MDH yang juga ada di depan kendaraan milik BD emosi dan menantangnya carok.

Ajakan duel itu tak dihiraukan oleh BD. Ia lalu pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, ia bertemu dengan BS dan menceritakan kejadian tersebut.

BS lalu emosi dan melihat MDH melintas dan langsung didatangi hingga terjadi aksi pembacokan antar-keduanya.

Akibatnya, BS mengalami luka bacok pada bagian pelipis kiri dan MDH mengalami luka bacok di lengan sebelah kiri.

Usai pembacokan itu, salah satu korban dibawa ke Puskesmas Geger dan disusul sejumlah orang membawa parang ke puskesmas.

Usai pembacokan itu, istri MDH melaporkan BS ke Polsek Geger. Hal serupa dilakukan oleh kubu BS yang juga membuat laporan ke Polsek Geger untuk melaporkan MDH.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau