Salin Artikel

Kades Geger Jadi Tersangka Kasus Pembacokan, Ini Respons Wabup Bangkalan

BANGKALAN, KOMPAS.com - Kepala Desa Geger, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, berinisial BD, telah ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus pembacokan yang terjadi antara BS (55) dan MDH (23).

Wakil Bupati Bangkalan, Moch Fauzan Ja'far mengatakan, pihaknya memasrahkan proses hukum tersebut kepada pihak berwajib. Ia juga berharap, proses hukum tersebut bisa berjalan dengan baik.

"Kami harap proses hukum juga mengedepankan asas praduga tak bersalah," jelasnya, Jumat (29/8/2025).

Pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) setempat untuk mengetahui mekanisme yang akan dilakukan jika kasus BD telah inkrah.

Namun, ia belum mengetahui sanksi apa yang akan diterapkan nantinya.

"Kita akan koordinasikan dengan DPMD regulasinya seperti apa, mekanismenya seperti apa, apakah di PAW atau tidak," jelasnya.

Selain itu, pihaknya juga akan memasrahkan hal tersebut pada Badan Permusyawatan Desa (BPD) untuk melanjutkan proses pemerintahan di desa tersebut.

"Di sana ada BPD, ya kita pasrahkan ke mereka karena mereka yang jauh lebih tahu kondisi di desa seperti apa," pungkasnya.

Sebelumnya, aksi pembacokan dilakukan oleh dua pria, yakni antara BS (55) dan MDH (23), warga Desa Geger, Kecamatan Geger, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.

Pembacokan terjadi setelah keduanya cekcok akibat salah paham usai diklakson BD saat macet di jalan.

Kesalahpahaman itu bermula saat Kades Geger, BD hendak pulang dari hajatan. Di tengah jalan, kondisi jalan macet.

Di saat macet itulah, BD hendak menyapa teman yang ada di depan kendaraan miliknya. Namun, bunyi klakson itu membuat MDH yang juga ada di depan kendaraan milik BD emosi dan menantangnya carok.

Ajakan duel itu tak dihiraukan oleh BD. Ia lalu pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, ia bertemu dengan BS dan menceritakan kejadian tersebut.

BS lalu emosi dan melihat MDH melintas dan langsung didatangi hingga terjadi aksi pembacokan antar-keduanya.

Akibatnya, BS mengalami luka bacok pada bagian pelipis kiri dan MDH mengalami luka bacok di lengan sebelah kiri.

Usai pembacokan itu, salah satu korban dibawa ke Puskesmas Geger dan disusul sejumlah orang membawa parang ke puskesmas.

Usai pembacokan itu, istri MDH melaporkan BS ke Polsek Geger. Hal serupa dilakukan oleh kubu BS yang juga membuat laporan ke Polsek Geger untuk melaporkan MDH.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/08/29/071725778/kades-geger-jadi-tersangka-kasus-pembacokan-ini-respons-wabup-bangkalan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com