Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Calo Terminal Bungurasih Sidoarjo Masih Berkeliaran, Warga Ogah Lapor

Kompas.com, 25 Agustus 2025, 18:21 WIB
Izzatun Najibah,
Icha Rastika

Tim Redaksi

SIDOARJO, KOMPAS.com - Meski calo tiket bus di Terminal Purabaya Bungurasih Sidoarjo masih berkeliaran, penumpang memilih ogah melapor ke polisi dan terminal.

Rudy alias Kentit, calo tiket, dikeroyok penumpang di pintu keluar Terminal Bungurasih karena bus tidak segera diberangkatkan dan uang refund hanya kembali Rp 100.000, padahal seharusnya Rp 125.000.

Alih-alih melapor ke pihak berwajib, penumpang yang hendak naik jurusan Banyuwangi tersebut memanggil rekannya untuk menghajar calo.

Humas Terminal Tipe A (TTA) Purabaya Bungurasih, Sarah Abigail, mengaku bahwa pihak terminal kerap menerima pelaporan ulah calo yang nakal.

“Kalau laporan calo itu tetap ada. Cuma kita untuk menindaklanjuti sebatas teguran saja karena itu ranahnya kriminal dan wewenang kepolisian,” kata Sarah kepada Kompas.com, Senin (25/8/2025).

Baca juga: Terminal Bungurasih Sidoarjo: Di Pintu Keluar Masih Rawan Penipuan Calo Tiket Bus

Selain teguran, solusi yang dilakukan terminal adalah mengusir para calo dari area. “Biasanya kalau tidak teguran, ya larangan beroperasi di terminal,” ucapnya. 

Sarah mengatakan, pihak yang dapat melapor ke polisi yakni korban calo sendiri.

Sebab, ada kebutuhan barang bukti yang harus menjadi pelengkap.

“Nah, kita bisa menindaklanjuti kalau korbannya sendiri yang melapor kepada pihak kepolisian. Karena laporan itu harus ada korban dan barang bukti,” katanya. 

Meski begitu, pihaknya berkomitmen untuk melakukan pendampingan penuh apabila korban mengajukan laporan penipuan ke pihak kepolisian.

Sayangnya, pihak terminal sendiri mengakui banyak korban penipuan calo yang enggan melapor ke polisi.

“Biasanya, ya mereka (korban calo) ya sudah duitnya kembali, selesai. Mereka tidak mau lanjut. Ada juga yang sudah di jalan, enggak mau melapor,” kata dia.

Baca juga: Polisi Klaim Banyak Korban Calo Tiket Bus di Terminal Bungurasih Tak Melapor

Sarah tak tahu pasti alasan penumpang enggan mengajukan laporan ke kepolisian. “Mungkin buru-buru, ngejar waktu,” ujarnya.

Namun, setelah adanya insiden pengeroyokan calo, Terminal Bungurasih Sidoarjo berkoordinasi dengan TNI dan Polri untuk memperketat penjagaan.

“Dari pihak terminal sendiri minta bantuan untuk penertiban dan pengawasan kejadian seperti calo dan copet yang bisa terjadi lagi di kemudian hari,” ucap dia. 

Sementara itu, salah satu penumpang di Terminal Bungurasih Surabaya, Hana Septiana (31), mengaku memilih tidak melapor ke pihak berwajib karena prosesnya lama dan ribet.

“Ribet juga kalau lapor ke polisi, disuruh bikin kronologi dan sebagainya, prosesnya lama. Kalau lapor ke terminal juga percuma. Ya cuma laporan saja, selesai. Tapi tidak ada solusi konkret,” tuturnya.

Dia juga pernah melapor ke kantor polisi menjadi korban penipuan puluhan juta, tetapi sampai saat ini belum ada tindak lanjut.

“Percuma, saya sendiri pernah jadi korban penipuan puluhan juta saja tidak ditindaklanjuti sama polisi, bagaimana yang cuma korban ratusan ribu dari calo,” kata Hana.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau