PAMEKASAN, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, mengimbau petani agar tetap menjaga kualitas tembakaunya.
Petani diminta tidak terburu-buru memanen tembakau demi mengejar harga pembelian di gudang.
Kepala Disperindag Pamekasan, Akhmad Basri Yulianto menegaskan agar petani tidak memanen tembakau sebelum waktunya.
"Kami meminta petani untuk tidak terburu-buru memanen tembakaunya jika belum waktunya panen," ucapnya.
Baca juga: Panen Tembakau Belum Capai 10 Persen dari 31.356 Hektar di Pamekasan
Dia mengatakan hal itu untuk menjaga kualitas tembakau saat masuk ke gudang. Sehingga, harga tembakau tetap stabil sesuai ketentuan.
Menurutnya, tidak sedikit kasus petani memanen tembakau sebelum waktunya dengan alasan karena harga pembelian sedang tinggi.
Baca juga: Pasca Warga Pasang Spanduk Desa Maling, Polres Pamekasan Ringkus 2 Pelaku Pencurian
Namun, akhirnya berbanding terbalik, harga malah rendah karena kualitasnya kurang bagus.
"Dengan terburu-buru maka daun tembakau juga tidak bagus dan jelas mengurangi kualitas," ujarnya.
"Petani juga jangan khawatir gudang pabrikan segera tutup dan harga akan turun," katanya.
Basri Yulianto memastikan waktu serapan akan dilakukan hingga akhir tahun.
Pabrik maupun gudang penyerap tembakau akan melakukan pembelian hingga bulan November nanti.
Menurutnya, soal harga pun petani tidak perlu khawatir. Sebab pemerintah sudah menetapkan biaya pokok produksi (BPP).
"Dengan adanya BPP maka harga pembelian menjadi acuan minimal pembelian tembakau agar petani tidak rugi," kata Basri.
Ia mengungkapkan, BPP tembakau sawah sebesar Rp 47.685 per kilogram, tembakau tegal Rp 53.533 per kilogram dan tembakau gunung sebesar Rp 64.000 per kilogram.
"Kami akan selalu memantau perkembangan pembelian tembakau di gudang pabrikan maupun pedagang," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang