Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca Dulu Baru Berenang, Cara Unik Ciciek dan Suami Tingkatkan Minat Baca di Jember Lewat Tanoker Raspati

Kompas.com, 11 Agustus 2025, 18:00 WIB
Mega Silvia,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JEMBER, KOMPAS.com - Gemercik air kolam seluas 21x8 meter mengiringi canda tawa anak-anak desa di kaki Gunung Raung yang berenang di Kolam Renang Baca Tanoker Raspati, di Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember

Kolam renang tersebut ibarat surga bermain bagi mereka yang kerap datang sepulang sekolah. Anak-anak TK, SD, SMP, bahkan tingkat SMA pun bermain di sana. 

Mereka tahu apa yang harus dilakukan sebelum berenang, yakni membaca satu buku dari perpustakaan Tanoker yang dipenuhi dengan berbagai genre buku anak.

Membaca merupakan syarat jika mereka ingin berenang gratis di Kolam Renang Baca Tanoker Raspati.

Setelah membaca, mereka akan diminta mempresentasikan isi buku yang telah dibaca kepada pendamping yang berjaga.

Baca juga: Odong-odong Pintar Harsani yang Nyaris Menyerah di Pulau Sapeken

Budaya itu tercipta dari sepasang suami istri bernama Farha Ciciek dan Supoharjo sekaligus pendiri komunitas Tanoker Ledokombo sejak 15 tahun lalu. 

Ciciek menyebutnya sebagai literasi air, pendekatan yang dilakukan demi budaya membaca di desanya terwujud.

"Paling tidak anak-anak seminggu sekali membaca, karena iklim di keluarga dan mungkin di lembaga pendidikan secara umum belum memasyarakatkan budaya membaca," kata aktivis perempuan dan anak itu.

Ia dan suaminya sangat menyukai membaca dan meyakini bahwa buku adalah jendela dunia.

Sadar bahwa literasi Indonesia rendah, maka pendekatan yang dilakukan pun harus menyenangkan.

Berenang adalah semangat awal yang dibawa dari rumah, membaca memang terkadang menjadi sebuah jalan satu-satunya yang terpaksa dilakukan agar bisa bermain di kolam renang.

Namun, lambat laun, kata Ciciek, hal yang tak disukai itu perlahan berubah.

Baca juga: Perjalanan Tunggul Harwanto Memupuk Literasi Masyarakat Banyuwangi

Momen bagaimana anak-anak di desanya mampu menceritakan kembali dan menjadikan buku itu sebagai dialog kecil adalah hal yang emosional baginya.

"Kadang-kadang juga mengekspresikannya dalam bentuk pantun dan puisi," ujar perempuan kelahiran Ambon itu kepada Kompas.com.

Ciciek menyebut perpustakaan dengan koleksi buku yang juga donasi dari banyak pihak itu sebagai taman baca masyarakat (TBM). Dari dalam maupun luar negeri.

Farha Ciciek dan Supoharjo menunjukkan kartu anggota perpustakaan milik anak-anak di Tanoker Ledokombo, Kabupaten Jember.KOPMAS.com/Mega Silvia Farha Ciciek dan Supoharjo menunjukkan kartu anggota perpustakaan milik anak-anak di Tanoker Ledokombo, Kabupaten Jember.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau