Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warek lll UTM Ungkap Penyebab Maba Dorong Panitia PKKMB, Dipicu Harga Makan Siang

Kompas.com, 6 Agustus 2025, 08:25 WIB
Yulian Isna Sri Astuti,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BANGKALAN, KOMPAS.com - Panitia Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) di Universitas Trunojoyo Madura (UTM) berinisial A hingga kini masih dirawat di rumah sakit.

Tak hanya terjatuh dari panggung, A diduga sempat terinjak oleh mahasiswa baru.

Wakil Rektor lll UTM, Bidang Kemahasiswaan, Surokim mengungkapkan, insiden tersebut terjadi saat sesi penyampaian aspirasi dalam PKKMB pada Selasa (5/8/2025). Saat itu, belasan mahasiswa baru diduga memprotes soal Liaison Officer (LO) yang mengakomodasi makan siang untuk maba.

"Jadi ada sekitar 15 mahasiswa menyampaikan aspirasi terkait dengan makan siang. Kan maba waktu istirahatnya terbatas, lalu ada LO yang berinisiatif membantu membelikan makan siang dijual ke maba dengan harga yang berbeda, setiap warung kan harganya juga beragam. Di situ muncul miskomunikasi dianggap sebagai pungli," ungkapnya, Rabu (6/8/2025).

Baca juga: Bentrok dengan Maba, Panitia PKKMB UTM Jatuh dari Panggung hingga Dirawat di RS

"Saya tegaskan tidak ada kewajiban beli ke LO, biar mahasiswa mencari sendiri agar tidak ada kesalahpahaman lagi," tambahnya.

Selain itu, Surokim juga menemukan adanya salah satu LO yang menjual kertas karton dengan harga yang jauh dari harga toko. Hal itu diduga memicu kesalahpahaman antara panitia dan mahasiswa baru.

Baca juga: Diantar Ayahnya, Mahasiswi UTM Korban Begal Terima Kembali Motornya

"Jadi Sabtu kemarin itu ada kegiatan yang mengharuskan mahasiswa bawa kertas karton dengan warna yang berbeda. Saya cek di toko harganya Rp 5.000. Lalu ada LO yang inisiatif menyediakan dan ada yang beli harganya Rp 27.000," ungkapnya.

Atas temuan itu, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan. Sebab, sesuai aturan rektor, pelaksanaan PKKMB tidak diperbolehkan terdapat pungli sekecil apa pun.

"Saya tegaskan, sesuai aturan rektor, pelaksanaan PKKMB UTM tidak ada pungli. Kalau ditemukan ada bukti adanya pungli maka akan kami beri sanksi," tegasnya.

Meski begitu, ia tidak menampik adanya oknum LO yang diduga melakukan pungli. Ia mengaku, jumlah LO cukup banyak sehingga pengawasan yang dilakukan cukup terbatas.

"Jumlah LO sangat banyak ya jadi pengawasannya juga terbatas, harus dicek satu persatu untuk menyelidiki hal tersebut. Kalau ditanya ada (pungli) atau tidak, saya tidak bilang tidak ada, ya mungkin ada. Harus diselidiki satu persatu," imbuhnya.

"Tapi saya tegaskan kembali, dalam peraturan rektor terkait pelaksanaan PKKMB itu clear tidak ada pungli," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau