Salin Artikel

Warek lll UTM Ungkap Penyebab Maba Dorong Panitia PKKMB, Dipicu Harga Makan Siang

BANGKALAN, KOMPAS.com - Panitia Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) di Universitas Trunojoyo Madura (UTM) berinisial A hingga kini masih dirawat di rumah sakit.

Tak hanya terjatuh dari panggung, A diduga sempat terinjak oleh mahasiswa baru.

Wakil Rektor lll UTM, Bidang Kemahasiswaan, Surokim mengungkapkan, insiden tersebut terjadi saat sesi penyampaian aspirasi dalam PKKMB pada Selasa (5/8/2025). Saat itu, belasan mahasiswa baru diduga memprotes soal Liaison Officer (LO) yang mengakomodasi makan siang untuk maba.

"Jadi ada sekitar 15 mahasiswa menyampaikan aspirasi terkait dengan makan siang. Kan maba waktu istirahatnya terbatas, lalu ada LO yang berinisiatif membantu membelikan makan siang dijual ke maba dengan harga yang berbeda, setiap warung kan harganya juga beragam. Di situ muncul miskomunikasi dianggap sebagai pungli," ungkapnya, Rabu (6/8/2025).

"Saya tegaskan tidak ada kewajiban beli ke LO, biar mahasiswa mencari sendiri agar tidak ada kesalahpahaman lagi," tambahnya.

Selain itu, Surokim juga menemukan adanya salah satu LO yang menjual kertas karton dengan harga yang jauh dari harga toko. Hal itu diduga memicu kesalahpahaman antara panitia dan mahasiswa baru.

"Jadi Sabtu kemarin itu ada kegiatan yang mengharuskan mahasiswa bawa kertas karton dengan warna yang berbeda. Saya cek di toko harganya Rp 5.000. Lalu ada LO yang inisiatif menyediakan dan ada yang beli harganya Rp 27.000," ungkapnya.

Atas temuan itu, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan. Sebab, sesuai aturan rektor, pelaksanaan PKKMB tidak diperbolehkan terdapat pungli sekecil apa pun.

"Saya tegaskan, sesuai aturan rektor, pelaksanaan PKKMB UTM tidak ada pungli. Kalau ditemukan ada bukti adanya pungli maka akan kami beri sanksi," tegasnya.

Meski begitu, ia tidak menampik adanya oknum LO yang diduga melakukan pungli. Ia mengaku, jumlah LO cukup banyak sehingga pengawasan yang dilakukan cukup terbatas.

"Jumlah LO sangat banyak ya jadi pengawasannya juga terbatas, harus dicek satu persatu untuk menyelidiki hal tersebut. Kalau ditanya ada (pungli) atau tidak, saya tidak bilang tidak ada, ya mungkin ada. Harus diselidiki satu persatu," imbuhnya.

"Tapi saya tegaskan kembali, dalam peraturan rektor terkait pelaksanaan PKKMB itu clear tidak ada pungli," pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/08/06/082517778/warek-lll-utm-ungkap-penyebab-maba-dorong-panitia-pkkmb-dipicu-harga-makan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com