BANYUWANGI, KOMPAS.com - Kemacetan ekstrem yang terjadi beberapa waktu belakangan di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Jawa Timur membuat para mekanik truk mendulang Rupiah.
Sebab mereka mendapatkan panggilan dari sopir-sopir truk yang mengeluhkan terjadinya kerusakan pada kendaraan mereka.
"Lumayan banyak (panggilan), mayoritas kerusakan starter," kata pemberi jasa mekanik truk, Hayun.
Baca juga: Terjebak Kemacetan Ekstrem di Pelabuhan Ketapang, Sopir Kesulitan Cari Warung Makan
Namun Hayun enggan merinci dalam sehari ada berapa panggilan yang didapatkannya.
Sementara mayoritas kerusakan starter pada truk adalah starter panas dan kemudian terbakar karena terlalu sering dipakai kala truk terjebak kemacetan.
Seperti yang dialami Fikri, sopir truk yang tengah antre dua hari di Dermaga Bulusan.
Dia mengatakan, kerusakan dinamo starter pada kendaraannya akibat pemakaian yang dipaksakan.
"Sering dimatikan, dinyalakan, gitu terus pas kena macet sejak dari Baluran," ujar Fikri.
Baca juga: Denda Mengintai Sopir yang Terjebak Kemacetan Ekstrem Pelabuhan Ketapang
Untuk sekali perbaikan, Fikri harus merogoh kocek sekitar Rp 1,3 juta dengan rincian Rp 500.000 untuk ongkos mekanik, dan biaya dinamo Rp 800.000.
Ia pun harus putar otak sebab biaya tersebut tak diganti oleh perusahaan, melainkan menjadi tanggungan sopir.
"Ditanggung sendiri. Rugi uang makan, BBM, rugi kerusakan. Ruginya dobel-dobel," ujar dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang