Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalur Gumitir Ditutup, Pemkab Banyuwangi Upayakan Penambahan Jadwal Kereta Api dan Penerbangan

Kompas.com, 25 Juli 2025, 18:32 WIB
Fitri Anggiawati,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengupayakan penambahan akses transportasi ke Banyuwangi.

Ini menyusul ditutupnya Jalur Gumitir yang menghubungkan Banyuwangi dan Jember.

Ipuk tengah mengupayakan penambahan jadwal kereta api dan penerbangan dari dan menuju Banyuwangi.

Baca juga: Jalur Alternatif Banyuwangi-Bondowoso Dipadati Kendaraan

Jalur Gumitir ditutup total selama dua bulan, sejak 24 Juli hingga 24 September 2025.

Karena adanya perbaikan jalan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali.

Dengan ditutupnya Gumitir membuat akses utama jalur darat menuju Banyuwangi melalui Jalan Situbondo-Banyuwangi (Pantura).

"Untuk menambah alternatif transportasi, kami sedang mengupayakan penambahan rute kereta api dan penerbangan. Semoga ini bisa segera terealisasi, sehingga menambah alternatif transportasi publik untuk masyarakat," kata Ipuk, Jumat (25/7/2025).

Baca juga: Dampak Penutupan Jalur Gumitir, Kemacetan Parah ke Pelabuhan Ketapang Hingga Hutan Baluran

Pemkab Banyuwangi telah berkoordinasi dengan PT. KAI Daop 9 untuk penambahan kereta Mutiara Timur relasi Banyuwangi–Surabaya (pp).

Namun, untuk kereta Mutiara Timur masih menunggu ketersediaan lokomotif yang saat ini masih dalam proses perawatan dan diestimasikan dapat beroperasi pada pertengahan Agustus.

Selain itu Pemkab juga telah mengajukan penambahan titik pemberhentian kereta api di wilayah Banyuwangi dan Jember.

"Penambahan pemberhentian kereta api di wilayah Banyuwangi, akan dilakukan di Stasiun Glenmore, Sumberwadung, dan Argopuro. Penambahan pemberhentian ini untuk mengakomodir masyarakat di wilayah sekitar," ujar Ipuk.

Baca juga: Cari Alternatif Menuju Banyuwangi, Truk Boks Terguling di Jalur Kawah Ijen yang Ekstrem

Terkait penambahan jadwal penerbangan, Banyuwangi juga sudah menjalin komunikasi dengan sejumlah maskapai.

Penambahan rute yang dijajaki yakni relasi Jakarta-Banyuwangi dan Surabaya-Banyuwangi.

Untuk penambahan pesawat rute Jakarta-Banyuwangi, Pemkab Banyuwangi telah menjalin komunikasi dengan maskapai AirAsia.

Sementara Surabaya–Banyuwangi, Pemkab menjajaki maskapai Fly Jaya dan Susy Air.

Baca juga: Bupati Banyuwangi: Kami Kembali Memohon Jalur Gumitir Tak Ditutup Total

Selain itu ditambahkan pemkab juga telah melakukan pertemuan dengan sejumlah pengusaha armada bus.

Di antaranya disepakati untuk perusahaan bus yang sebelumnya melewati jalur Gumitir mengalihkan rutenya lewat lintas utara.

“Untuk bus yang memindah rutenya lewat jalur utara, sebagian besar menggeser pemberangkatan dari Kecamatan Kalibaru. Kami minta supaya menyesuaikan dengan jam operasional kereta untuk memaksimalkan konektivitas antarmoda,” kata Kepala Dinas Perhubungan Banyuwangi Komang Sudira Atmaja.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau