BANGKALAN, KOMPAS.com - Aksi pembegalan yang menimpa mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Fani Endang Setyaningsih (19), menemui titik terang.
Motor milik mahasiswa asal Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, itu telah ditemukan dan sudah dikembalikan kepada korban.
Kapolres Bangkalan, AKBP Hendro Sukmono mengatakan, motor korban ditemukan di Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang. Hal itu terungkap setelah polisi berhasil mengamankan komplotan begal yang mencuri motor korban.
"Anggota kami menemukan motor tersebut dibawa oleh seseorang, saat kami kejar orang tersebut menjatuhkan motor itu di jalan dan kabur. Sehingga motor kami amankan dan pelaku tersebut dalam pengejaran kami," kata Hendro, Kamis (17/7/2025).
Baca juga: Soal Sound Horeg, Bupati Bangkalan: Selama Masyarakat Menerima, Tak Masalah
Sebelumnya, polisi telah menangkap komplotan begal yang terlibat dalam pencurian motor milik Fani. Empat pelaku yang sudah ditangkap yakni AW (26) dan FA (22) warga Desa Jaddih, Kecamatan Socah, RNS (30) warga Desa Pacentan, Kecamatan Tanah Merah, serta S (28) warga Dusun Jaddih Laok, Desa Jaddih, Kecamatan Socah.
Keempat pelaku memiliki peran yang berbeda. AW dan FA sebagai pelaku utama yang melakukan aksi pembegalan. Motor curian lalu dibawa ke S untuk dijual. Pelaku S lalu menghubungi RNS untuk membeli motor tersebut seharga Rp 4.500.000.
"Hasilnya digunakan untuk judol dan hal negatif lainnya," tuturnya.
Baca juga: MPLS Hari ke Empat, Ratusan Siswa di Bangkalan Diminta Hindari Judol, Pinjol dan Bullying
Setelah berhasil mengamankan motor korban, polisi lalu membawa motor itu ke Mapolres Bangkalan. Kini, motor tersebut telah diserahkan dan dipinjam pakai untuk korban.
"Kami serahkan untuk dipinjam pakai selama proses hukum ini berjalan," imbuhnya.
Ayah korban, Moh Ali Irfan (46) mengaku kaget dan khawatir saat mendengar putri sulungnya mengalami pembegalan. Namun, ia bersyukur, Fani tidak mengalami luka dan masih selamat.
"Ya kaget saat tahu anak saya jadi korban begal. Saya tidak menyangka motor ini bisa kembali, ini motor satu-satunya di keluarga kami. Terima kasih Polres Bangkalan atas bantuannya," ucapnya terisak.
Sementara itu, Fani berharap kejadian tersebut tak lagi terulang dan menimpa siapa pun. Hingga kini, ia mengaku trauma saat berkendara malam hari ataupun melintas di tempat sepi.
"Pada seluruh teman-teman dan masyarakat di Bangkalan, jangan berkendara sendirian di tempat sepi apalagi malam hari. Semoga apa yang menimpa saya tidak terulang ke siapa pun," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang