PAMEKASAN, KOMPAS.com - Sebanyak lima calon siswa Sekolah Rakyat tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Pamekasan, Jawa Timur, mundur. Mereka beralih memilih pondok pesantren untuk melanjutkan pendidikannya.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Pamekasan Herman Hidayat Santoso mengungkapkan, kurang lebih ada lima calon siswa Sekolah Rakyat yang mundur. Mereka sempat mendaftar dan menyatakan siap menjadi siswa pendidikan program pemerintah pusat itu.
"Namun, kurang lebih siswa itu mundur. Setelah dikonfirmasi berubah pikiran memilih ke pondok pesantren," katanya.
Baca juga: Terkendala Gedung, Sekolah Rakyat Hanya Terealisasi Tingkat SMP di Pamekasan
Dinsos sudah mencari penggantinya. Saat ini, calon siswa sudah genap 50 orang.
Sebanyak 50 calon siswa itu akan dibagi menjadi dua rombongan belajar (rombel). Satu kelas akan berisi 25 siswa.
"Semoga tidak ada yang mundur lagi. Mereka semuanya berasal dari keluarga miskin," katanya.
Baca juga: Sekolah Rakyat SD di Sumenep Kemungkinan Akan Terkendala Restu Orangtua
Herman mengutarakan, tidak mudah menyakinkan calon siswa dan orangnya untuk bersekolah di Sekolah Rakyat. Dinsos bekerja sama dengan Pendamping Keluarga Harapan (PKH).
Mereka melakukan sosialisasi dan penyisiran warga miskin.
Terutama, anak dari keluarga miskin yang berisiko putus sekolah. Sehingga, rumahnya didatangi dan meminta izin orangtuanya.
"Pondok pesantren memang menjadi pilihan. Sehingga kami menyisir calon siswa yang benar-benar masuk kategori dan tidak mendaftar di pondok pesantren," ucapnya.
Dia mengungkapkan, 50 siswa akan ditempatkan di lokasi yang sama dengan Sekolah Rakyat, yakni di eks Gedung Akper Pamekasan.
Gedung milik Poltera tersebut harus diperbaiki untuk memberikan fasilitas yang baik kepada siswa.
"Para siswa akan tinggal di asrama dan tempatnya satu lokasi dengan ruang kelas. Saat ini kita masih memperbaiki tempatnya," ucapnya.
Dia menambahkan, siswa akan difasilitasi asrama dan kelas yang layak sesuai program pemerintah. Semua fasilitas mulai makan keseharian, seragam dan fasilitas pendidikan semua dipenuhi secara gratis.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang