PROBOLINGGO, KOMPAS.com — Kepala Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Sunaryono, mengekspresikan kemarahannya terkait tingginya angka kecelakaan yang melibatkan wisatawan yang memaksa naik motor matic ke kawasan Bromo.
Ia mengancam akan mengerahkan warga secara besar-besaran mulai Sabtu (5/7/2025) untuk menghentikan praktik tersebut.
Sunaryono menjelaskan bahwa warga desa sudah sangat geram karena sering terjadi kecelakaan di jalur menuju Bromo yang melibatkan sepeda motor matic.
Baca juga: 2 Wisatawan China Berboncengan Naik Motor Matic di Jalur Bromo, Rem Blong dan Terjun ke Sawah
“Motor matic sering mengalami rem blong dan menyebabkan kecelakaan. Sudah sering kami laporkan ke pihak berwenang, tapi belum ada tindakan nyata,” ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (4/7/2025).
Ia menambahkan, dalam dua hari terakhir, sudah terjadi tiga kecelakaan yang melibatkan motor matic.
Warga berharap adanya tindakan tegas dari aparat dan pengelola destinasi wisata agar kecelakaan semacam ini tidak terus berulang.
Sunaryono menyatakan, warga akan melakukan penghalauan wisatawan motor matic secara massif demi kebaikan bersama.
Sunaryono mengungkapkan, selama ini pihak berwenang seperti Satlantas Polres Probolinggo, Disporapar Kabupaten Probolinggo, Dishub Kabupaten Probolinggo dan TNBTS belum menunjukkan langkah konkret menertibkan wisatawan yang memaksa naik motor matic.
Baca juga: Motor Matic Kecelakaan di Bromo, Wisatawan Asal China Terjun ke Sawah
Ia menilai pemasangan imbauan banner dan spanduk selama ini tidak cukup efektif.
Sejumlah pihak berwenang juga mengakui kesulitan mengatasi permasalahan ini karena belum ada aturan tegas dari pemerintah pusat maupun daerah.
Sunaryono menekankan bahwa banyak pengendara dan wisatawan motor matic yang tetap memaksa naik meskipun risiko bahaya dan kecelakaan sudah sering terjadi.
Ia mengaku telah menyampaikan kepada pihak terkait jika ada peristiwa kecelakaan motor matic, namun laporannya selama ini tidak digubris.
Jika aksi penghalauan wisatawan motor matic tersebut dipersoalkan, Sunaryono siap menempuh jalur hukum melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
“Kalau tidak ada tindakan, kami akan lakukan penghalauan secara besar-besaran. Kalau sampai ada yang mempersoalkan, saya siap menempuh jalur hukum, melalui PTUN,” tegasnya.
Baca juga: Jembatan Kaca Bromo Belum Juga Buka, Padahal Sudah Jadi Sejak 2022
Hingga berita ini diturunkan, rencana penghalauan dan aksi warga masih dalam persiapan.
Warga dan aparat desa berharap langkah ini dapat mengurangi kecelakaan serta menjaga keselamatan wisatawan dan masyarakat sekitar.
Kecelakaan baru-baru ini kembali terjadi di jalur Bromo, yang melibatkan pengendara motor matic, pada Kamis (3/7/2025) siang di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang