BANGKALAN, KOMPAS.com - Bahu jalan yang berada di sekitar gapura pintu masuk Kabupaten Bangkalan di Jalan KH Munif, Desa Benangkah, Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, menjadi tempat pembuangan sampah.
Tumpukan sampah yang menjadikan kesan kumuh itu berulang kali dibersihkan oleh petugas kebersihan setempat, tetapi muncul lagi.
Akibatnya, kini diberlakukan denda bagi masyarakat yang membuang sampah di lokasi itu.
Bupati Bangkalan, Lukman Hakim mengaku telah menyampaikan imbauan agar masyarakat tidak membuang sampah di lokasi tersebut.
Baca juga: Soal Lautan Sampah di Pesisir Semarang, Wali Kota Janji Segera Dibersihkan
Selain merusak pemandangan, sampah yang berbau busuk juga mengganggu pengendara yang hendak masuk ke Bangkalan.
"Jadi setelah melakukan koordinasi, pihak kecamatan memberlakukan sanksi Rp 1.000.000 bagi masyarakat yang membuang sampah di tepi jalan itu," ungkapnya, Rabu (2/7/2025).
Untuk menertibkan masyarakat, petugas kebersihan dan Satpol PP disiagakan di sekitar lokasi itu, sehingga dapat mencegah masyarakat yang membuang sampah.
"Di sana ada pos untuk petugas menjaga lokasi itu agar tidak lagi dibuang sampah," katanya.
Hingga kini, puluhan orang diketahui melanggar aturan buang sampah di lokasi itu.
Mereka yang kedapatan membuang sampah akan diminta memungut kembali sampahnya. Kalau menolak, akan didenda.
"Petugas juga terus mengingatkan masyarakat jika di sana bukan tempat untuk buang sampah. Jadi kalau ada yang buang, segera dicegat dan disuruh ambil lagi. Kalau tidak mau, maka akan didenda," ujarnya.
Baca juga: 12 Tahun Hidup Bersama Sampah, Potret Krisis Lingkungan di Tambakmulyo Semarang
Selain itu, pihaknya telah menyiapkan rencana pembangunan pedestrian di lokasi tersebut, sehingga bisa menjadi ruang terbuka hijau yang bermanfaat untuk masyarakat.
"Tahun ini akan kami bangun pedestrian di sepanjang jalan itu, selain mempercantik pintu masuk Bangkalan, nanti bisa bermanfaat untuk masyarakat," katanya.
Untuk masalah sampah di wilayah tersebut, pemerintah akan menyiapkan insinerator agar sampah tidak menumpuk.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang