Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CV Putra Anugrah Kembali Beroperasi di Magetan, Mengaku Miliki WIUP di Kawasan Jawa Tengah- Jawa Timur

Kompas.com, 17 Juni 2025, 08:19 WIB
Sukoco,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS.com – CV Putra Anugrah kembali melanjutkan aktivitas penambangan di Dukuh Jeruk, Desa Sayutan, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Aktivitas ini dilakukan meskipun sebelumnya ditutup oleh pemerintah setempat pada Rabu (5/5/2025) karena masalah kelengkapan izin.

Perusahaan mengeklaim memiliki Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) dan Izin Tata Ruang (ITR) yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, meskipun lokasi penambangan berada di wilayah Jawa Timur.

Tanto, salah satu staf lapangan CV Putra Anugrah, yang ditemui di lokasi tambang pada Senin (16/6/2025), menyatakan bahwa kegiatan penambangan telah dilakukan selama tiga hari terakhir.

Baca juga: Kasus Penambangan Liar di Kalteng Marak, Pemerintah Buka Wilayah Tambang Rakyat

“Untuk penambangan mulai dilakukan tiga hari terakhir. Kalau terkait perizinan silakan langsung dengan orang kantor,” ujarnya.

Perwakilan CV Putra Anugrah, Aris, melalui sambungan telepon, menjelaskan bahwa kegiatan penambangan dilanjutkan karena perusahaan telah mengantongi izin terkait WIUP.

Ia memastikan bahwa kawasan lokasi tambang di Dukuh Jeruk, Desa Sayutan, termasuk dalam wilayah WIUP perusahaan meskipun berada di Jawa Timur.

“Yang dipertanyakan itu kemarin kan berarti ini keluar WIUP, nah setelah kami mendatangkan tenaga ahli ternyata itu masih di dalam WIUP kami,” katanya.

Aris juga menambahkan bahwa ITR yang dimiliki perusahaan, yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, memastikan bahwa pemetaan yang dilakukan melalui Google Earth menunjukkan bahwa lokasi penambangan di Dukuh Jeruk, Desa Sayutan, masuk ke dalam wilayah Jawa Tengah.

Baca juga: Koperasi Merah Putih di Kalteng Berpeluang Kelola Tambang Emas, Pemprov: Potensinya Besar

“Izin (WIUP) dulu, itukan ITR-nya belakang. Mungkin dulu itu ngeceknya menggunakan Google Earth, kalau secara Google Earth itu kan masuknya Jateng,” imbuhnya.

Berdasarkan WIUP dan ITR yang dimiliki, Aris mengaku perusahaan berani melanjutkan penambangan di wilayah perbatasan meskipun sebelumnya dihentikan oleh pemerintah daerah Kabupaten Magetan pada Rabu (7/5).

“Mungkin setelah perpanjangan itu akan dipotong, jadi WIUP kita jadinya berkurang,” ungkapnya.

Sementara itu, Plt Camat Parang, Dyah Muharini, menegaskan bahwa aktivitas tambang CV Putra Anugrah berlangsung tanpa pemberitahuan kepada pemerintah Kecamatan Parang.

Dalam pertemuan dengan masyarakat dan perwakilan CV Putra Anugrah pada Rabu (5/5), ia menyatakan bahwa pemerintah Kecamatan Parang menghentikan sementara kegiatan tambang sambil menunggu hasil koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah terkait izin tambang yang dimiliki.

“Enggak ada, belum ada konfirmasi. Kami menunggu dari SDA (Sumber Daya Alam) dan ESDM Provinsi Jawa Tengah untuk kepastian izinnya,” katanya.

Baca juga: Dua Ponton Tambang Timah Ilegal Disergap di Teluk Inggris Bangka

Halaman:


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau